PT Kereta Api Indonesia atau KAI menunda pengoperasian kereta wisata mewah Jaka Lalana yang menghubungkan dengan rute Jakarta, Bogor, Sukabumi, Cianjur, yang seharusnya resmi dirilis kemarin, Minggu (14/12).
KAI menyatakan penundaan dilakukan sampai batas waktu yang belum ditentukan. Alasan penundaan karena masih fokus penanganan bencana di Pulau Sumatra, di mana ada jalur kereta yang terdampak.
Humas KAI Daop 2 Hardoyo mengatakan penundaan sudah dikoordinasikan dengan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi dan sejumlah bupati dan walikota yang wilayahnya dilintasi KA Jaka Lalana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KAI dengan Gubernur Jabar sepakat untuk menunda pengoperasian KA Jaka Lalana karena KAI masih fokus penanganan bencana di Sumatera karena ada jalur kereta yang terdampak," kata Hardoyo dikutip Antara, Minggu (14/12).
Menurutnya, KAI fokus pada penanganan jalur kereta yang terdampak sampai tuntas dilakukan, lalu setelahnya baru direncanakan kembali pengoperasian Jaka Lalana.
"Setelah tuntas penanganan bencana Sumatra, kita tinggal meluncurkan pengoperasian KA wisata, karena sudah dilakukan uji coba dan dinyatakan layak, nanti berbagai paket wisata akan ditawarkan disesuaikan dengan kabupaten/kota yang dilintasi," katanya.
KA Wisata Jaka Lalana memiliki lima rangkaian, yang terdiri dari dua gerbong khusus kereta wisata, dua gerbong kereta eksekutif, serta satu gerbong kereta makan. Rencanannya, kereta ini melintas di 17 stasiun mulai dari Jakarta, Bogor, Sukabumi, dan Cianjur.
Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Pemprov Jabar) dan PT Kereta Api Indonesia (KAI). Nama "Jaka Lalana" sendiri diambil dari bahasa Sunda yang berarti "pengembara" atau "laki-laki yang gemar menjelajah," merefleksikan semangat berwisata.
KAI sudah melakukan uji coba dinamis KA Wisata Jaka Lalana pada Rabu kemarin (10/12).
(pta)