GLOBAL HEALTH SECURITY AGENDA

37 Negara Bahas Ketahanan Global Hadapi Zoonosis

CNN Indonesia
Kamis, 21 Agu 2014 10:21 WIB
Dalam acara ini, perwakilan dari 37 negara tersebut berbagi pengalaman dalam menghadapi masalah zoonosis serta mengusulkan strategi-strategi terkait pemberantasan penyakit ini.
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 37 negara dan 12 organisasi internasional melakukan pertemuan di Jakarta guna memperkuat ketahanan global untuk menghadapi risiko wabah zoonosis.

Penyakit zoonosis merupakan infeksi yang ditularkan hewan ke manusia dan berpotensi menyebabkan wabah penyakit berbahaya dan menular.

Dalam acara yang berlangsung selama dua hari Rabu (20/8) hingga Kamis (21/8) ini, perwakilan dari 37 negara tersebut berbagi pengalaman dalam menghadapi masalah zoonosis serta mengusulkan strategi-strategi terkait pemberantasan penyakit ini.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada sembilan isu yang dibahas, yaitu: resistensi bakteri, wabah zoonosis, sistem biosecurity, imunisasi, jaringan laboratorium nasional, sistem pengawasan, sumber daya manusia, pusat operasi darurat, dan langkah-langkah multisektor dalam menghadapi masalah kesehatan yang ada.

Tujuannya adalah untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons secara cepat berbagai ancaman penyakit infeksi secara global, baik yang terjadi secara alamiah maupun dengan unsur kesengajaan.

“Misalnya saja penyakit flu burung, SARS, MERS, dan ebola,” ujar Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi saat konferensi pers Global Health Security Agenda (GHSA) di Hotel Shangri-La, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (20/8).

Negara yang terlibat dalam pertemuan ini diantaranya Argentina, Australia, Azerbaijan, Bangladesh, Bhutan, Kamboja, Kanada, Tiongkok, Mesir, Finlandia, Perancis, Georgia, Jerman, Italia, Jepang, Kenya, Malaysia, Nepal, Belanda, Norwegia, Oman, Portugal, Korea Selatan, Arab Saudi, Singapura, Afrika Selatan, dan Spanyol.

“Pemerintah Amerika Serikat mengucurkan dana AS$ 500 miliar untuk pengembangan keamanan kesehatan dunia, termasuk saat mewabahnya ebola,” ujar Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia Robert Blake.

****

Peningkatan penyakit menular baru disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim global, penggunaan pestisida dan antimikroba, peningkatan kontak antara manusia dan hewan, serta perubahan gaya hidup.

Belum lama ini, dunia menghadapi penyebaran flu burung dan MERS CoV. Sementara, saat ini dunia sedang menghadapi wabah Ebola yang berasal dari kawasan Afrika Barat, khususnya di Guinea, Liberia, Sierra Leone, dan Nigeria.

Wabah ini ditetapkan sebagai Status Darurat Kesehatan Internasional oleh World Health Organization pada 7 Agustus 2014.

“Perwakilan dari 194 negara telah sepakat untuk mewujudkan resolusi kesehatan dunia,” ujar Advisor for Health Security WHO Geneva Ludy Suryantoro. Dibutuhkan kerjasama secara kolektif dari setiap negara untuk mempersiapkan diri, mencegah, mendeteksi dan merespons wabah penyakit menular ini.

Sementara itu, Chief Veterinary Officer Animal Production and Health Division Food and Agriculture Organization Juan Lubroth mengatakan siap mendukung negara-negara dunia untuk mewujudkan target dalam GHSA yang telah direncanakan.

“Agar sukses, perkuat elemen pencegahan dan atasi penyakit sampai ke sumbernya. Dalam mengatasi penyakit yang menular dari hewan ke manusia, harus ditinjau sampai ke jaringan hewan,” ujar Juan.

GHSA dicanangkan di Washington DC dan Gedung Persatuan Bangsa-Bangsa di Genewa secara bersamaan pada 13 Februari 2014. Pertemuan GHSA pertama dilaksanakan pada 5-6 Mei 2014 di Helsinki, Finlandia.

Pada awalnya, inisiatif GHSA digagas oleh Amerika Serikat dan negara-negara maju dengan melibatkan multisektor. Selain itu, juga didukung badan-badan dunia di bawah PBB, yaitu WHO, FAO, dan OIE.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER