Jakarta, CNN Indonesia -- Menurut penelitian di Amerika Serikat, laki-laki bisa lebih sering mencapai orgasme, tetapi perempuan rupanya mengalami orgasme lebih bervariasi.
Penemuan tersebut mengungkap, laki-laki mengalami orgasme selama 85 persen waktu rata-rata beraktivitas seksual dengan pasangannya Berbeda dengan perempuan yang hanya 63 persen dari waktu rata-rata.
Menurut ahli seksologi yang dihubungi CNN Indonesia, Ferryal Loetan, orgasme adalah titik puncak dari kenikmatan seksual atau puncak dari aktivitas seksual. Perempuan dan laki-laki memiliki orgasme yang berbeda. "Laki-laki ibarat mobil bensin yang cepat panas dan ngebut. Laki-laki lebih cepat terangsang dan bangkit,” kata Ferryal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat orgasme, laki-laki umumnya disertai dengan ejakulasi atau keluarnya air mani. Ejakulasi pada laki-laki membutuhkan banyak kalori. “Ibarat pertandingan tenis dua set langsung, sehingga laki-laki akan cepat lemas dan butuh waktu untuk bangkit kembali.”
Sementara perempuan, menurut Ferryal, ibarat kendaraan diesel yang membutuhkan waktu panjang untuk bisa panas atau bangkit. Butuh pemanasan sebelum aktivitas seksual, akibatnya orgasme menjadi lebih lambat.
Para peneliti dari Indiana University menulis dalam jurnal Sexual Medicine, "Meski telah hadir kemajuan terbaru dalam pemahaman variasi orgasme, sedikit diketahui tentang bagaimana orientasi seksual diasosiasikan dengan terjadinya orgasme pada laki-laki dan perempuan."
Lebih dari 6.500 laki-laki dan perempuan mulai dari usia 21 sampai dengan 65 tahun di seluruh Amerika Serikat diwawancarai oleh para peneliti tersebut.
“Tingkat kejadian mengalami orgasme selama aktivitas seksual dengan pasangan akrab adalah 62,9 persen diantara para perempuan lajang, dan 85,1 persen diantara para laki-laki lajang, yang berarti ada perbedaan signifikan," para peneliti menyimpulkan.
"Laki-laki yang orgasme disertai ejakulasi membutuhkan waktu untuk istirahat agar bisa melakukan aktivitas seksual selanjutnya. Sementara, perempuan bisa tetap meneruskan aktivitas seksual secara berturut-turut dan waktu singkat," ucap Ferryal.
****
Studi yang dilakukan Journal of Sexual Medicine juga menemukan, bagi perempuan, kemungkinan variasi orgasme berdasarkan orientasi seksual dengan perempuan lesbian memiliki probabilitas yang jauh lebih tinggi daripada dengan perempuan heteroseksual atau biseksual. Masing-masing 75 persen, 62 persen, dan 58 persen.
Selain itu, ditemukan juga bahwa pengalaman orgasme pada lesbian saat aktivitas seksual adalah 75 persen, dibandingkan dengan perempuan sejati 62 persen, dan 58 persen untuk perempuan biseksual.
"Satu penjelasan yang mungkin adalah, perempuan lesbian lebih merasa nyaman dan akrab terhadap tubuh perempuan."
Mereka menyimpulkan, temuan dari data para orang-orang lajang di AS, para perempuan lajang di Amerika memiliki pengalaman orgasme yang kurang dapat diprediksi, lebih bervariasi dibandingkan laki-laki.
Temuan ini menunjukkan perlunya penyelidikan lebih lanjut ke dalam pengalaman seksual komparatif dan hasil kesehatan seksual minoritas seksual.