GANGGUAN TIDUR

1 dari 7 Orang Mengalami 'Mabuk' Dalam Tidur

CNN Indonesia
Selasa, 26 Agu 2014 16:42 WIB
Penelitian yang dikeluarkan oleh Jurnal Neurology mengatakan satu dari tujuh manusia menderita gangguan mabuk dalam tidur, juga disebut rangsangan kebingungan.
Gangguan Tidur
Jakarta, CNN Indonesia -- Pernahkah Anda merasa menjawab telepon di pagi hari padahal itu suara alarm. Atau bercakap-cakap di tengah malam, lalu terbangun keesokan harinya tanpa mengingat hal itu.

Jika jawabannya 'ya', studi terbaru menemukan bahwa Anda tidak sendirian. Para peneliti menemukan,  diantara kita banyak yang mempunyai pengalaman serupa dalam hidup.

Penelitian yang dikeluarkan oleh Jurnal Neurology mengatakan, satu dari tujuh manusia menderita gangguan tidur 'mabuk', juga disebut rangsangan kebingungan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rangsangan kebingungan adalah ketika seseorang bangun dari tidur, tetapi dia tetap dalam keadaan bingung untuk jangka waktu tertentu, sebelum akhirnya dia kembali tidur atau sepenuhnya bangun.

Peristiwa ini biasanya terjadi, menurut National Institues of Health, ketika seseorang terbangun selagi ia berada dalam fase tidur non-rapid eye movement (REM), periode tidur yang lebih dalam. Mereka biasanya dipicu oleh kebangkitan yang dipaksa, seperti suara alarm atau telepon yang tiba-tiba membangunkan kita.

Sekitar 19 ribu orang dewasa mengisi survei tentang kebiasaan tidur mereka. Peneliti menemukan bahwa 15,2 persen responden mengalami satu peristiwa rangsangan kebingungan selama satu tahun terakhir.

Dr. Maurice Ohayon, peneliti dan ahli masalah tidur dari Stanford University terkejut dengan persentase besar tersebut. Ketika diamati dengan hati-hati, dia menemukan lebih dari setengah peserta memiliki rangsangan kebingungan satu kali atau lebih dalam seminggu, jumlah yang cukup besar.

Yang lebih menarik, kata Maurice, adalah bagaimana rangsangan kebingungan yang panjang bertahan. Lebih dari sepertiga peserta yang mengalami episode tersebut satu kali dalam seminggu mengalami selama 5 menit; 32,3 persen responden mengatakan berlangsung antara 5-15 menit; dan 30 persen selama 15 menit atau lebih.

Seseorang yang mengalami rangsangan kebingungan ini harus memberitahu dokter mereka. Maurice mengatakan, sebuah episode tidur mabuk dapat menyebabkan perilaku kekerasan saat tidur.

"Anda bisa merugikan diri sendiri secara fisik, atau melukai seseorang. Anda akan terbangun dalam keadaan marah dan cenderung menjadi garang." Dia membandingkan dengan seseorang yang terbangun dari tidur di kamar hotel. Anda tidak tahu di mana Anda berada, atau jam berada saat itu sehingga reaksi atau tanggapan terhadap lingkungan tidak disesuaikan.

Pekerjaan shift seperti pada profesi dokter atau pilot harus mengistirahatkan paling sedikit 15 menit waktu dari tubuh mereka sebelum mengendalikan pesawat atau membuat keputusan penting.

Studi ini pun menemukan, 84 persen orang dengan gangguan tidur mabuk memiliki gangguan tidur lain. Seperti, gangguan kesehatan mental atau mengonsumsi obat-obatan psikotropika seperti antidepresan. Kurang dari 1 persen orang dengan tidur mabuk tidak diketahui penyebabnya.  

Dr. David Alexander Schulman, direktur laboratorium tidur di Emory University, Atlanta, mengatakan salah satu penyebab yang membuat rangsangan kebingungan memburuk adalah kurangnya tidur. Menurut David orang Amerika Serikat dikenal tidak cukup tidur.

"Jika Anda tidur kurang dari enam jam semalam, dan mengalami rangsangan bingung, maka hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencoba tidur lebih banyak," katanya.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER