Jakarta, CNN Indonesia -- Gairah
ice bucket challenge tengah melanda dunia. Ini adalah tantangan berantai untuk mengguyur kepala dengan seember air es.
Pada awalnya cara mainnya adalah seperti ini : siapa yang berani mengguyur kepala dengan seember air es ini dan menyebarkan videonya ke media sosial boleh menantang tiga orang lain untuk juga melakukannya. Lantas siapa yang menolak melakukannya diwajibkan untuk menyumbang pada sebuah lembaga sosial yang menangani pengidap
Amyotropic Lateral Sclerosis (ALS).
ALS atau sering disebut sebagai penyakit Lou Gehrig adalah penyakit kemunduran fungsi saraf secara progresif yang mempengaruhi kinerja sel saraf di otak dan di sumsum tulang belakang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak jelas hubungan antara ALS dan tantangan ini, kecuali bahwa pertama kalinya memang dimaksudkan untuk penggalangan dana.
Menariknya, tantangan ini semakin menyebar ketika sejumlah pesohor dunia ikut serta. Mulai dari Lady Gaga, Jennifer Lopez, Rihanna, Eminem, pembawa acara Oprah Winfrey, aktor Robert Downey Jr, bintang film Guardians of the Galaxy Chris Pratt, sampai pasangan putus sambung Justin Bieber dan Selena Gomez telah melakukannya.
Tokoh kondang penggagas Facebook, Mark Zuckerberg bahkan telah berani menantang Bill Gates. Siraman air es mereka berdua juga diunggah di media sosial dan mendapat banyak sorotan.
Tantangan
ice bucket bahkan sampai ke Indonesia. Daniel Mananta, Luna Maya, dan Syahrini ditantang langsung oleh pemegang kendali Kaskus, Andrew Darwis. Jennifer Bachdim pun berani melakukannya bersama sang putri. Terakhir tercatat Julia Perez yang juga melakukannya seraya menantang Diego Micheles, Agnes Monica dan Ibu Ani Yudhoyono.
****
Mengasyikan terlihat sepintas, namun ternyata ada bahaya mengintai di balik aksi mulia penggalangan dana.
Di dunia,
ice bucket challenge sudah menyebabkan dua kematian. Seorang remaja 18 tahun asal Skotlandia, Cameron Lancaster. Dia meninggal setelah terjun ke kubangan dingin. Satu lagi, Willis Tepania, pria 40 tahun asal Selandia Baru yang meninggal karena menenggak beberapa bourbon dingin sebelum melakukan tantangan.
Dihubungi CNN Indonesia, Selasa (26/8), Prof. Teguh Ranakusuma, ahli saraf di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menjelaskan, menyiramkan air es secara mendadak bisa merusak keseimbangan tubuh.
“Dalam tubuh ada keseimbangan simpatis dan parasimpatis. Itu diatur dalam otak. Ketika ada perubahan suhu mendadak, baik panas atau dingin, otak bekerja. Tubuh berusaha melawan,” Teguh menerangkan.
Seperti diketahui, simpatis dan parasimpatis merupakan bagian dari saraf otonom, yang termasuk cabang saraf dari otak dan sumsum tulang belakang. Saraf-saraf itu memunculkan reaksi tubuh terhadap suatu rangsangan.
Saat diberi rangsangan dingin misalnya, pembuluh darah akan menyempit. Sebaliknya, saat mendadak suhu tubuh berubah panas, pembuluh darah akan melebar. Perubahan mendadak yang merusak keseimbangan tubuh itu bisa berbahaya.
Ahmad Yanuar, ahli saraf lain dari RSCM menambahkan, perubahan ekstrem bisa menyebabkan berbagai reaksi, mulai yang sederhana seperti sakit kepala, tubuh menggigil, sampai hipotermia. Kondisi yang disebut terakhir itu, kata Ahmad, merupakan yang paling berbahaya.
“Hipotermia itu suhu tubuh di bawah 35 derajat celsius. Saat itu, semua metabolisme tubuh menurun. Jantung menurun, tekanan darah menurun. Akibatnya bisa fatal,” tuturnya saat dihubungi pada Selasa (26/8).
Beberapa orang bahkan bisa lebih berisiko. Di antaranya, Teguh menyebutkan, adalah penderita hipertensi, diabetes, kolesterol tinggi, obesitas, dan para perokok. Ditambahkan Ahmad, orang dengan penyakit kardiovaskular dan berusia lanjut juga lebih berisiko.
Namun, kata Ahmad, bahaya ice bucket bisa diantisipasi dengan tidak mengguyur kepala. Sebab, sejumlah nukleus di bagian otak hipotalamus sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa, dan suhu.
“Jadi, kepala jangan sampai kena. Lebih baik disiramkan ke badan, atau setelah diguyur air itu banyaklah bergerak, jangan diam,” ujar Ahmad menyarankan.