OBAT AIDS BUATAN INDONESIA

Efek Samping Bikin ODHA Malas Minum Obat ARV

CNN Indonesia
Jumat, 22 Agu 2014 17:43 WIB
Obat antiretroviral (ARV) sangat dibutuhkan pasien HIV-AIDS untuk dapat memperlambat perkembangan virus di tubuhnya. Sayang, efek samping yang ditimbulkan membuat orang dengan HIV-AIDS (ODHA) malas minum obat. 
(Ilustrasi: Thinkstock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Obat antiretroviral (ARV) sangat dibutuhkan pasien HIV-AIDS untuk dapat memperlambat perkembangan virus di tubuhnya. Sayang, efek samping yang ditimbulkan membuat orang dengan HIV-AIDS (ODHA) malas minum obat.

Aktivis pendamping HIV-AIDS, Baby Jim Aditya, menilai efek samping yang ditimbulkan obat antiretroviral (ARV) pada orang dengan HIV-AIDS (ODHA) menyebabkan pasien enggan mengonsumsi obat secara teratur.
Selain itu menurut pendapat Baby, kebanyakan pasien juga berhenti mengonsumsi obat ARV setelah merasa tubuhnya lebih baik.

“Pasien lama-lama merasa bosan karena harus minum obat setiap 12 jam seumur hidup, maka harus ada manajemen minum obat,” ungkap Baby kepada CNN Indonesia melalui sambungan telepon, Jumat (22/08).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menanggapi efek samping obat ARV, ahli HIV-AIDS, Samsuridjal Djauzi berpendapat hal ini wajar dialami oleh semua pasien. Menurutnya efek samping yang ditimbulkan obat ARV tidak berat. Ia mencontohkan bagi sebagian orang obat ARV akan menyebabkan kepala pusing, rasa melayan, dan mendapat mimpi-mimpi aneh.

“Biasanya 2 minggu sampai 1 bulan akan hilang,” katanya.

Meskipun menimbulkan efek samping, obat ARV harus tetap dikonsumsi teratur karena jika tidak akan menyebabkan virus HIV di dalam tubuh menjadi kebal terhadap khasiat obat.

Samsuridjal menjelaskan bila virus HIV sudah resisten dengan obat ARV lini pertama maka pasien harus mengkonsumsi obat ARV lini kedua yang harganya lebih tinggi karena Indonesia belum bisa memproduksi sendiri.

“Dari 50 ribu pasien, saat ini yang resisten sekitar 5 persen,” tutur Samsuridjal.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER