PASANG SURUT LOUIS VUITTON

Perintis Louis Vuitton Tutup Usia

CNN Indonesia
Selasa, 02 Sep 2014 14:43 WIB
Yves Carcelle, lelaki enerjik yang telah memimpin Louis Vuitton selama lebih dari dua dekade tersebut meninggal di usia ke-66.
Jakarta, CNN Indonesia -- Yves Carcelle, laki-laki karismatik yang mengubah Louis Vuitton menjadi merek fesyen mewah dengan pendapatan terbesar di dunia menghembuskan napas terakhir pada Minggu 30 Agustus 2014 di Paris.

Carcelle, lelaki enerjik yang telah memimpin Louis Vuitton selama lebih dari dua dekade sampai 2012 tersebut meninggal di usia ke-66 akibat kanker yang diidapnya.

Kepergiaannya datang di saat LVMH berupaya keras menghidupkan kembali merek fesyen yang lahir pada 1854 itu. Retail pakaian yang berbasis di Prancis itu ingin menumbuhkan pasar kelas atasnya setelah penjualan anjlok dua tahun terakhir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia adalah penjelajah tak kenal lelah, seorang pelopor yang selalu ingin tahu, bergairan dan bergerak, salah satu pemimpin paling inspiratif di antara laki-laki dan perempuan yang pernah saya tahu," kata LVMH Chief Executive sekaligus pendiri Bernard Arnault dalam pernyataannya, seperti dikutip dari CNN, Selasa (2/9).

Louis Vuitton adalah generator dan pengerok keuntungan terbesar bagi LVMH, grup perusahaan mewah nomor satu di dunia yang memiliki lebih dari 60 merek termasuk label busana Christian Dior, Celine dan Fendi, perhiasan Bulgari, dan perusahaan minuman Cognac Hennessy.

***

Lelaki yang menjabat sebagai direktur strategis LV pada 1989 itu dikenal sebagai manajer karismatik.

Dia mengilhami timnya bekerja keras seperti dirinya, termasuk di akhir pekan. Dia dianggap sebagai pelaksana lancarnya ambisi global sang CEO Bernard Arnault untuk Louis Vuitton.

Pada 1998 Carcelle ditugaskan oleh Grup Fesyen LVMH mengawasi bukan hanya Louis Vuitton tapi merek terkemuka lainnya seperti Loewe, Céline, Givenchy, Donna Karan, Kenzo, Berluti, Fendi dan Thomas Pink.

Namun, pada 2002 dia mengundurkan diri sebagai kepala fesyen LVMH untuk memfokuskan diri pada Louis Vuitton.

"Dia memimpin industri dalam jaringan ritel jauh dari model grosir dan memainkan peran penting dalam pengembangan industri barang mewah global," kata Julian Easthope, analis barang mewah di Barclays.

Louis Vuitton adalah perintis industri, salah satu merek mewah terbesar pertama yang hanya menjual barangnya di toko-toko yang dioperasikan langsung, dan tidak pernah menawarkan diskon.

Selama masa jabatannya, Carcelle menambah jaringan toko Louis Vuitton sampai empat kali lipat menjadi 470 jaringan, sebagian besar di pasar negara berkembang yang strategis seperti Tiongkok.

Dia menumbuhkan pendapatan merek LV dari sekitar 500 juta euro (US$ 657 juta atau sekitar Rp 7 triliun) pada 1990 menjadi lebih dari 7 miliar euro atau sekitar Rp 107 triliun, serta mengawasi diversifikasi merek LV pada jam tangan dan perhiasan, dan ke busana ready to-wear di bawah pengelolaan desainer Marc Jacobs.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER