Jakarta, CNN Indonesia -- Louis Vuitton tercatat sebagai merek fesyen termewah abad ini. Pada 2012 pendapatan retail fesyen ini sekitar US$ 25.9 atau sekitar Rp 300 triliun.
Merek kelas atas itu kini telah melebarkan sayapnya di 50 negara dengan lebih dari 460 toko di seantero dunia. Bagaimana lelaki Prancis yang logo namanya mendunia dan menjadi objek manis para pembajak tersebut menciptakan akar bisnisnya?
Lahir di kota Anchay Prancis, pada 4 Agustus 1821. Louis Vuitton berasal dari keluarga kelas pekerja. Ayahnya Xavier Vuitton seorang petani dan ibunya Corrine Gaillard adalah pembuat topi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat umurnya masih sepuluh tahun ibunya meninggal dunia. Vuitton adalah bocah keras kepala, yang tidak akur dengan ibu tirinya. Dia bosan dengan kehidupan di daerah Anchay, lalu melarikan diri ke ibukota yang ramai Paris.
Hari pertama yang cerah di musim semi 1835, Vuitton remaja yang masih 14 tahun meninggalkan rumahnya. Sendirian, dia berjalan kaki menuju kota impian Paris.
Selama perjalanan panjang dua tahun tersebut, dia menafkahi dirinya dengan bekerja sambilan, tinggal tak menentu di mana pun menemukan tempat berlindung. Dari Anchay menuju Paris berjarak sekitar 400 kilometer.
***
Di musim semi 1835 dia tiba di Paris, usianya bertambah dua tahun, Vuitton telah beranjak sebagai remaja 16 tahun.
Paris sedang dilanda revolusi industri dan memunculkan kontradiksi hidup. Kemegahan dan kemiskinan, pertumbuhan cepat dan epidemi menghancurkan.
Vuitton remaja bekerja magang di sebuah bengkel pada seorang pembuat kotak terkenal Monsieur Marechal. Di abad ke-19 di Eropa, pembuatan dan pengepakkan kotak adalah kerajinan bergengsi.
Dalam beberapa tahun saja reputasi Vuitton mulai dikenal di antara perempuan-perempuan bergaya dan kaya raya di kota Paris sebagai salah satu pengrajin handal.
Desember 1851, 16 tahun setelah Vuitton tinggal di Paris, Louis-Napoleon Bonaparte melakukan kudeta. Tepat satu tahun setelahnya, dia diasumsikan sebagai Kaisar Prancis dengan nama agung Napoleon III.
Terbentuknya kembali Kekaisaran Prancis di bawah Napoleon III terbukti menguntungkan Vuitton. Eugenie de Montijo Ratu Prancis, istri Napoleon III mempekerjakan Vuitton sebagai pembuat kotak pribadinya.
Perempuan bangsawan Spanyol itu membuka jalan bagi Vuitton masuk ke kelas elit dan kerajaan.
Pada 1854, Vuitton menikah dengan Clemence-Emilie Parriaux yang usianya masih 17 tahun. Tak lama setelah dia berhenti magang dari toko kotak, Vuitton membuat bengkel pembuatan dan pengepakan kotak sendiri.
Empat tahun setelah itu pada 1858, Vuitton memperkenalkan kotak persegi panjangnya yang revolusioner. Permintaan pasar yang kian banyak mendorongnya berekspansi ke usaha yang lebih besar di luar Paris.
Dia bekerja tak kenal lelah hingga akhir hayatnya. Pada 27 Februari 1892 Louis Vuitton meninggal dunia di usia ke-70 tahun. Putranya Georges Vuitton mengambil alih kendali perusahaan.