Jakarta, CNN Indonesia -- Louis Vuitton dengan monogram LV-nya dianggap sebagai merek fesyen paling bernilai di dunia. Merek ini diperkirakan berharga lebih dari US$ 19 miliar atau sekitar Rp 200 triliun.
Enam tahun berturut-turut Louis Vuitton menempati urutan puncak dari sepuluh merek terkuat yang dipublikasikan pada 2011 oleh Millward Brown Optimor's 2011.
Januari 2013, CEO LVMH Bernard Arnault berucap, Louis Vuitton berencana meredam ekspansi di seluruh dunia. Merek mewah terbesar dalam penjualan itu akan fokus pada produk mewah dan untuk menjaga citra eksklusifnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arnault secara terbuka mengatakan untuk pertama kalinya bahwa logo merek LV yang lebar berisiko menjadi terlalu biasa. Analis mengatakan keputusan tersebut menjelaskan turunnya penjualan dalam pertumbuhan penjualan Louis Vuitton dalam kuartal terakhir.
Louis Vuitton menghasilkan lebih dari setengah laba operasi LVMH. Induk perusahaan LV tersebut membuka toko dalam sepuluh tahun terakhir di tempat-tempat jauh seperti Mongolia. Sekarang LV berada di 50 negara dengan lebih dari 460 toko dan menghasilkan US$ 9.5 miliar atau sekitar Rp 112 triliun dalam penjualan tahunan mereka.
"Strategi kami saat ini adalah untuk membatasi pembukaan toko-toko," kata Arnault dalam hasil presentasi tahunan mereka seperti dikutip Reuters. "Kami ingin fokus pada produk kulit bernilai tambah tinggi."
Alih-alih membuka butik baru, lanjut Arnault, Louis Vuitton akan memperluas yang sudah ada, serta menawarkan hubungan lebih pribadi dengan pelanggan.
***
Louis Vuitton juga merupakan salah satu merek paling banyak dipalsukan di dunia fesyen karena citranya sebagai simbol status. Ironisya simbol monogram LV diciptakan untuk mencegah pemalsuan. Pada 2004, Louis Vuitton palsu menyumbang 18 persen aksesori palsu yang disita di Uni Eropa.
Perusahaan menilai serius pemalsuan tersebut. Tim pengacara dan investigasi khusus dikerahkan untuk mengejar pelaku pemalsuan melalui pengadilan di penjuru dunia. Setengah anggaran komunikasi dipakai perusahaan untuk melawan pembajakan logo LV.
Mode raksasa Prancis ini pada September 2013 memenangkan pertempuran besar melawan importir lokal yang tertangkap menjual produk palsu pada pengecer Australia.
Louis Vuitton mengambil tindakan dengan membawa tindakan tersebut ke pengadilan. Perusahaan Sonya Valentine Pty Ltd tertangkap menjual kacamata palsu LV. Sudah lama produk LV menjadi target pemalsuan global yang canggih karena harga mereka yang selangit dan citra popularitas selebriti.
Pengadilan membuktikan bahwa perusahaan grosir Sonya Valentine mengimpor kacamata palsu dari Tiongkok dalam dua kali pengiriman antara Mei dan Juli 2012 sebelum dijual kembali ke pengecer lokal.