Pil Gendarussa Belum Peroleh Izin BPOM

Jakarta, CNN Indonesia -- Pil Gendarussa disebut sebagai pil kontrasepsi non-hormonal untuk pria yang pertama dan satu-satunya di dunia.

Namun, pil mutakhir temuan Bambang Prajogo, profesor dan pengajar dari Fakultas Farmasi Universitas Airlangga Surabaya, tersebut hingga kini masih berjuang untuk memperoleh izin Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Sekarang sedang diupayakan untuk memperoleh izin BPOM," kata Bambang saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (23/9). Menurut Bambanh, pil Gendarussa masih harus melalui tahap uji konfirmatori BPOM.

Pil yang berasal dari <i>Justicia gendarussa</i>, tanaman perdu yang banyak tumbuh di Papua tersebut, memang tidak boleh sembarangan dipasarkan.

Jika obat ini gagal, menurut Bambang, maka risikonya besar sekali. Oleh sebab itu diperlukan persyaratan konfirmasi uji yang lebih baik lagi. Sehingga pada uji berikutnya, yakni uji konfirmatori, BPOM harus terlibat langsung untuk untuk memonitoring uji pil Gendarussa.

Sebelumnya, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Bambang, pil kb pria ini telah melewati tiga kali uji klinis.

Pada fase uji klinis ke-2 hasil penelitian membuktikan bahwa 100 persen istri dari suami yang terpapar Gendarussa tidak hamil, sementara pada fase uji klinis ke-3, sekitar 99,8 persen istri tidak hamil.

Pada fase ke-1 uji klinis dilakukan pada orang sehat yang bukan pasangan usia subur.

Terkait tingkat kegagalan pada Gendarussa, Bambang mengakui bahwa penelitian tidak selalu berjalan mulus. "Ada satu istri yang hamil pada fase uji klinis ke-3. Bahkan vasektomi pun bisa gagal," kata Bambang menjelaskan.

Jika izin edar pil kb pria itu keluar tahun ini, pil Gendarussa siap dipasarkan. "Maka ini tidak boleh dilakukan dengan sembarangan," katanya. Rencananya Jumat pekan ini Bambang akan bertemu dengan pihak BPOM untuk membahas tahap diskusi proposal infamatori pil Gendarussa.