Jakarta, CNN Indonesia -- Sampai sekarang penelitian terhadap pil Gendarussa tidak pernah berhenti sampai dihasilkan pil yang ideal. Namun belum juga Gendarussa mendapat izin BPOM dan dipasarkan secara resmi, pembajakan terhadap pil kontrasepsi tersebut sudah marak di dunia maya.
"Padahal mereka belum melihat produk Gendarussa, tapi sudah mengaku-ngaku menjual Gendarussa. Jadi jangan percaya dulu," kata Bambang Prajogo, profesor peneliti dan penemu pil Gendarussa saat dihubungi CNN Indonesia, Selasa (23/9).
Penelitian pil kb pria Gendarussa didanai oleh lembaga nirlaba independen yakni Research Triangle Institute dan FHI 360.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka mendapatkan dana dari berbagai pihak salah satunya adalah Bill dan Melinda GatesFoundation," kata profesor pengajar Fakultas Farmasi Universitas Airlangga itu. Dia juga mengatakan jika penelitian tidak hanya dilakukan pada aktivitas tetapi juga pada senyawa kimiawi.
"Jadi, dilakukan riset untuk melihat apakah ada kandungan senyawa pada tanaman Gendarussa, setelah itu dilakukan upaya untuk membuat sintesa senyawa aktif di dalam tanaman itu," kata Bambang melanjutkan.
Sejauh ini pil KB Gendarussa masih merupakan obat tradisional yang memiliki kandungan senyawa multikomponen. Bambang mengaku bahwa dia menginginkan pil Gendarussa tetap menjadi obat tradisional.
Obat tradisional menurut Bambang selain lebih murah, juga lebih aman dan sedikit efek sampingnya. "Selain itu kita harus mempertahankan tanaman asal tanaman Gendarussa yang dari tanah Papua," kata Bambang melanjutkan.
Sementara itu, jika Gendarussa menjadi obat modern, obat ini harus diuji lagi. "Apakah senyawa tunggal pada obat modern seberkhasiat senyawa multikomponen."
Bambang berharap kehadiran pil Gendarussa dapat mengurangi laju pertumbuhan penduduk di negara-negara dengan jumlah penduduk yang besar. Tidak hanya di Indonesia tetapi juga di dunia, seperti di Tiongkok, Amerika Serikat, Rusia, dan lain-lain.