Jakarta, CNN Indonesia --
Paris Fashion Week menghidupkan kembali gaya retro. Model di era 1960-an diusung oleh Corrie Nielsen dengan menampilkan busana yang terinspirasi sarang lebah, serta gaya futuristik drama Mad Men yang populer pada dekade 60-an.
Seperti dilaporkan oleh laman AFP, Nielsen menyebut Brigitte Bardot dan Jane Birkin, ikon era 1960-an, sebagai tokoh yang mengilhami desainnya, termasuk almarhum sang ibu.
Perancang yang bermukim di London itu menuturkan, koleksi baju siap pakai miliknya yang dinamai Single Girl berujar tentang perempuan mandiri dan aktif. Tapi koleksinya itu tetap berpijak pada energi remaja dengan potongan yang ramping.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerudung kepala yang jatuh di punggung serta atasan longgar tampaknya merajai koleksi musim semi/ musim panas 2015 di Paris Fashion Week tahun ini. Nuansa putih teduh, krem, krem muda, emas, dan cokelat tua menjadi ciri musim ini.
Namun ada juga pakaian yang hanya enak dipandang mata. Seperti gaun yang sepenuhnya tembus pandang, tanpa melekat apa-apa selain celana pendek dan serangkaian bantalan yang melingkar pada rok.
Pertunjukan terakhir GaultierRancangan Nielsen merupakan perhelatan pertama dari 90 pergelaran busana yang akan digelar dalam rangkaian sembilan hari acara Paris Fashion Week. Tak hanya itu, hajatan fesyen dunia ini juga menjadi pergelaran terakhir perancang berbakat Prancis Jean Paul Gaultier.
Koleksi baju siap pakai Jean Paul Gaultier akan menjadi sorotan sebelum dia memutuskan pensiun agar dapat berkonsentrasi pada adibusana.
Nielsen mengungkapkan perasaan sedihnya, dia menaruh rasa hormat besar pada desainer flamboyan tersebut, dan sedih melihatnya pergi.
"Kariernya di dunia fesyen luar biasa. Dia inspirasi besar saya, saya berharap kesuksesan akan terus menyertainya," kata Nielsen.
Hampir 40 tahun desainer berumur 62 tahun tersebut menjadi pemeran di panggung
catwalk. Kini dia membungkuk untuk mengucapkan selamat tinggal.
Keputusan itu diambilnya setelah penilaian mendalam terhadap rumah fesyen masa depannya dengan brand fesyen Spanyol Puig yang memegang saham mayoritas.
Gaultier adalah kreator Hermes sepanjang 2003 hingga 2010. Dia tidak pernah mengenyam pendidikan formal sebagai desainer. Sebaliknya, perancang senior itu mulai mengirimkan sketsa untuk penata gaya adibusana pada usia muda.
Pierre Cardin terkesan dengan bakatnya, lalu ia dipekerjakan sebagai asisten pada 1970, dan dipercaya mengelola butik Pierre Cardin di Manila pada 1974.