HARI PENGLIHATAN SEDUNIA

Tak Hanya Orang Tua, Kebutaan Juga Teror Anak

CNN Indonesia
Rabu, 08 Okt 2014 12:18 WIB
Fakta mengejutkan, setiap lima detik seseorang di dunia menjadi buta. Namun kabar baiknya adalah 80 persen kebutaan dapat dihindari, dicegah, atau diobati.
Ilustrasi mata (Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Siapa yang tak terhentak mengetahui fakta ini. Setiap lima detik seseorang di dunia menjadi buta. Namun kabar baiknya adalah 80 persen kebutaan dapat dihindari, dicegah, atau diobati. 

Seperti dikutip dari situs resmi International Agency for the Prevention of Blindness, Hari Penglihatan Sedunia diperingati setiap tanggal 9 Oktober. Pada Mei 2013, Majelis Kesehatan Dunia ke-66 menyetujui Aksi Global 2014 - 2019.

Aksi tersebut ingin mencegah tunanetra dan kebutaan yang dapat dihindari menuju kesehatan mata universal. Misi gerakan tersebut adalah tercapainya dunia di mana tidak ada tunanetra sia-sia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tujuan lainnya adalah menciptakan dunia di mana orang-orang dengan kehilangan penglihatan tak terhindarkan dapat mencapai potensi penuh diri mereka. Juga tersedianya akses universal untuk layanan perawatan mata komprehensif.

Rumah sakit mata di dunia turut menandai Hari Penglihatan Sedunia ini dengan menyoroti pentingnya pemeriksaan mata secara teratur. Terutama bagi mereka yang sangat rentan terkena kebutaan di masyarakat.

Ada sekitar 285 juta orang dengan tunanetra di penjuru dunia. Dua per tiga dari orang-orang buta adalah perempuan dan anak perempuan. Katarak disebut menjadi penyebab utama kebutaan, yang sebetulnya dapat disembuhkan dengan pemeriksaan rutin, juga operasi mata hemat biaya.

Penyakit mata yang identik dengan para lansia ini juga merupakan penyebab utama kebutaan di Uni Emirat Arab.

Di pekan kedua Oktober tahun 2014 Hari Penglihatan Sedunia mengangkat tema Kesehatan Mata Universal. Mereka yang sangat rentan mengalami kebutaan adalah orang dengan diabetes, orang tua, dan anak-anak muda.

Badan kesehatan dunia bahkan mencetuskan kampanye Vision 2020, tujuannya untuk menghilangkan kebutaan pada 2020.

Orang dengan diabetes menghadapi berbagai komplikasi kesehatan. Penyakit mata serius seperti diabetic retinopathy salah satunya. Namun sekali lagi ditekankan pemeriksaan mata rutin yang tepat dapat mengurangi risiko tersebut. Orang tua juga menghadapi masalah penglihatan dari degenerasi makula katarak.

Tes mata profesional secara teratur mampu mendeteksi masalah mata, bahkan sebelum gejala muncul dan berkembang menjadi lebih serius. Masalah penglihatan tidak hanya milik para orang tua, anak-anak sekolah dewasa ini juga mengalaminya.

Awasi perilaku anak

Pada anak-anak masalah mata ditunjukkan lewat sejumlah masalah perilaku. Ketika anak-anak dilabeli sebagai 'lambat belajar', 'merepotkan', dan 'mengganggu' bisa jadi pencetusnya tanpa diduga adalah masalah penglihatan.

Edoardo Zinicoala, dokter konsultan mata di Moorfields Eye Hospital Dubai berkata, "Hari Penglihatan Dunia memberikan kesempatan untuk komunitas medis meningkatkan kesadaran pentingnya melindungi dan meningkatkan kesehatan mata kita."

"Pengecekan anak-anak sekitar umur lima tahun sangat penting karena sekitar satu dari delapan anak-anak sekolah mengalami masalah visual. Banyak masalah ini sebelumnya tidak terdiagnosis."

Sementara, bagi orang-orang dengan diabetes pengecekan mata adalah bagian penting dari manajemen penyakit. Edoardo menyarankan pengecekan mata setiap tahunan bagi penderita diabetes.

Hal serupa berlaku bagi mereka yang berusia di atas 40 tahun. Orang-orang dewasa pada usia tersebut akan mengalami perubahan penglihatan alami. Namun, mereka tetap harus waspada terhadap kemungkinan masalah serius, yang mungkin gejalanya jelas tapi terlambat ditangani sampai menyebabkan hilangnya penglihatan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER