Jakarta, CNN Indonesia -- Tokonya sama sekali tak mencolok. Berada di ujung jalan tanpa papan nama. Hanya ada tulisan ‘Pendjahit Feng Sin’ di tembok bagian atas bangunan. Di tempat inilah Ngui Siaw Fung membuat pola, menggunting kain, dan menjahitnya menjadi setelan jas apik untuk Sang Presiden baru.
Di dalam bangunan berukuran 4x15 meter pria yang akrab disapa Rusman itu bekerja. Dengan rasa bangga ia menyiapkan dua setelan jas berwarna hitam dan abu-abu untuk acara bersejarah pelantikan presiden RI ke-7, Joko Widodo.
“Iya itu baju yang saya jahit. Rasanya senang ya, bangga,” tutur Rusman saat dihubungi CNN Indonesia, Senin (20/10). Ia mengatakan sudah melihat Jokowi mengenakan pakaiannya untuk acara pelantikan presiden di televisi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi rupanya sudah sering menjahitkan baju ke Rusman. Yang pertama adalah setelan yang dikenakan di momen pelantikan Gubernur DKI Jakarta 15 Oktober 2012 silam. Saat bertemu Prabowo, Jumat (17/10), Jokowi pun mengenakan kemeja putih jahitan Rusman.
“Beliau tahu saya dari Ahok (Basuki Tjahaja Purnama) yang merupakan pelanggan saya,” katanya saat ditemui di tokonya, Feng Sin Tailor, Jalan Gunung Sahari, Jakarta, beberapa hari lalu.
Rusman diminta datang ke rumah Jokowi untuk mengukur badan sekitar dua minggu lalu. Setelah selesai, ia pun langsung mengantarkan pesanan presiden yang baru dilantik hari ini.
Menurutnya, Jokowi bukanlah pelanggan yang banyak permintaan. “Tubuh Jokowi tidak banyak berubah, masih bisa menggunakan data ukuran pinggang tahun lalu,” kata pria yang mengaku berusia 60-an tahun ini. Berdasarkan pengukuran Rusman, Jokowi punya lingkar pinggang 80 sentimeter.
Untuk Sang Presiden, Rusman memilihkan bahan silk wool karena bahannya tidak panas. Sementara, merek kain yang digunakan adalah Cerruti yang diimpor dari Italia. Ayah tiga anak ini mengaku pilihan kain merupakan inisiatif dirinya, bukan permintaan Jokowi.
“Karena ini untuk presiden, tentu harus lebih perhatian dalam mengerjakannya. Saya pilihkan kain yang terbaik digunakan di sini, yaitu yang tidak membuat mudah gerah,” ujarnya.
Menurut Rusman, jas yang dibuatkan untuk Jokowi adalah jas bermodel dua kancing dengan motif garis yang tidak terlalu terlihat. “Ia sudah sering pesan jas ke saya. Kadang Iriana yang memilih model jas, kadang Jokowi,” katanya. Namun, untuk jas pelantikan presiden, Jokowi yang memilih langsung.
Soal harga, Rusman tak mau banyak bicara. Yang pasti, kain untuk satu setelan jas bisa memakan biaya lebih dari Rp 10 juta. Sementara, biaya jahit mencapai Rp 1,5 juta. “Meski ini untuk presiden, Jokowi membayar sesuai harga. Tidak lebih, tidak kurang,” kata Rusman kemudian tersenyum.
Tenar dari mulut ke mulut
 Toko Rusman |
Toko Rusman terletak di ujung jalan Gunung Sahari V dan berada di perempatan jalan. Dari luar, bangunan ini terlihat biasa saja. Tidak ada papan besar bertuliskan nama toko. Tempat parkir pun hanya muat untuk empat motor.
Dinding bangunan berwarna kuning pucat. Toko ini rupanya telah berdiri sejak 1939, saat itu dipegang oleh orang tua Rusman. “Saya mulai bergabung pada 1971,” kata pria berkacamata ini. Ia belajar autodidak kepada ayahnya yang juga penjahit.
Tokonya merangkap tempat kerja. Meja kayu menjadi alasnya untuk mengerjakan pesanan. Dan di balik meja kayu itulah, Rusman banyak berinteraksi dengan pelanggan. Sementara karyawannya bekerja di ruangan yang berada di belakang. Ruang depan dan belakang dipisahkan dengan sebuah pintu.
Jas-jas jahitan Rusman tergantung rapi di dalam lemari. Ia kemudian mengeluarkan sebuah jas hitam dengan model dua kancing. "Seperti inilah jas Jokowi yang saya jahit. Model jas pria ya begitu-begitu saja, tidak banyak variasi,” katanya.
Lebih lanjut, Rusman mengatakan Ahok telah menjadi pelanggan sejak ia duduk di bangku kuliah. “Sewaktu masih muda, Ahok sering ke sini. Ayahnya juga pelanggan saya,” kata pria kelahiran Singkawang ini. Ia juga mengaku kenal dekat dengan keluarga Ahok.
Saat CNN Indonesia berkunjung, Rusman terlihat sibuk mengukur dan memotong kain di meja kerjanya. “Ini pesanan Ahok. Sudah puluhan baju saya jahit untuknya,” tuturnya sambil memotong kain batik berwarna cokelat dengan gunting besar.
Pelanggan Rusman bervariasi, tetapi paling banyak berasal dari kalangan pengusaha.
Tokonya terkenal dari mulut ke mulut. Rusman mengaku malas mempromosikan tokonya. Ia juga tak berminat membuka cabang. “Saya sudah tua. Mungkin nanti akan diteruskan anak perempuan saya,” katanya.
Sejak menjadi penjahit busana Jokowi, Rusman mengatakan pelanggannya semakin banyak. Penghasilannya pun meningkat. Beberapa pejabat turut memesan baju kepadanya. Namun, ia ternyata tak berminat pindah ke tempat yang lebih besar atau menambah karyawan yang sekarang jumlahnya hampir 10 orang.
Menjelang tengah hari, orang-orang semakin banyak berdatangan ke tokonya. Uun Febryan, misalnya, datang untuk mengambil tiga kemeja batik pesanannya. Karyawan swasta ini telah menjadi pelanggan Rusman sejak tahun 1990-an.
“Meski ia (Rusman) telah menjadi penjahit presiden, harganya tidak naik. Saya turut bangga bisa memakai busana yang dibuat penjahit presiden,” katanya kemudian tersenyum. Ia mengaku mengetahui Feng Sin dari temannya.
Senada dengan Uun, Budi Setiawan juga mengatakan harga yang dipatok Rusman tidak melambung meski telah menjadi penjahit Jokowi. “Sudah lebih dari 30 tahun saya berlangganan dengan Rusman. Awalnya saya iseng coba pesan baju ke sini, ternyata cocok,” ujarnya.