FESYEN PEMIMPIN NEGARA

Citra di Balik Keanggunan Busana Ibu Negara

CNN Indonesia
Senin, 20 Okt 2014 10:48 WIB
Sosok ibu negara tak sekadar mendampingi orang nomor satu sebuah negara. Perannya besar, dia disorot begitu rupa dalam setiap aktivitas kenegaraan.
Ani SBY dan Iriana Jokowi menghadiri pelantikan presiden (CNN Indonesia/Arie Riswandy)
Jakarta, CNN Indonesia -- Selebriti memiliki pengaruh besar pada tren, demikian pula halnya ibu negara. Sosok ibu negara tak sekadar mendampingi orang nomor satu sebuah negara. Perannya besar, dia disorot begitu rupa dalam setiap aktivitas kenegaraan. 

Gaya berbusana mereka tak luput dari pujian serta hantaman kritik. Publik rupanya tidak tutup mata untuk menilai gaya berbusana pendamping presiden paling setia.

Di masa Presiden Soekarno, Fatmawati istri presiden Republik Indonesia pertama itu tersohor dengan kerudung putihnya. Namun hanya foto kusam hitam putih saat dia bersanding dengan suami yang menjadi pengingat rakyat Indonesia akan ibu negara tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perempuan yang berjasa menjahit Sang Saka Merah Putih itu mengenakan baju kurung dan tutup kepala berbahan voile bordir. Foto di dunia maya saja cukup menjelaskan seperti apa minat busana pejuang kelahiran Bengkulu itu.

Sementara, rakyat Indonesia juga masih terkenang dengan busana Hartini. Dia adalah istri keempat Soekarno. Selera fesyennya menarik. Hartini begitu ayu mengenakan kebaya berselendang tipis memanjang yang tersampir di bahunya. Dia memakai konde gelung serupa dengan angka delapan, dan tak jarang Hartini menyempurnakan penampilannya dengan mengenakan kacamata hitam.

Raden Ayu Siti Hartinah, istri Presiden RI ke-2 Soeharto, turut meninggalkan jejak fesyen di Indonesia. Tien Soeharto tampil di setiap kesempatan mendampingi suaminya dengan kebaya Jawa, gelungan konde sederhana, tapi dia percantik dengan suntingan melati, puspa bangsa kebanggaan Indonesia.

Kritikus mode Sonny Muchlison menilai, ibu negara di zaman Soekarno dan Soeharto lebih memiliki ciri khas baik dari gaya busana atau pun tatanan rambut. Pencitraan itu penting menurut lelaki yang juga desainer batik kontemporer tersebut. Apalagi saat seseorang menjadi presiden atau mendampingi presiden sebuah negara.

“Para pemimpin sekarang telah disponsori oleh perusahaan kosmetik, tetapi rambutnya tetap seperti itu. Itu karena mereka tidak mau berubah. Riasan dan dandanannya tidak mau berubah,” kata Sonny.

Gaya rambut seorang ibu negara kerap dimaknai memiliki pesan. Selama dua periode kepemimpinan sang suami, Kristiani Herrawati, istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, menampakkan diri dengan jambul disasak tinggi. Jambul tersebut menjadi ciri khas tatanan rambut Ani Yudhoyono.

Lain lagi dengan rambut Megawati. Putri presiden pertama RI Soekarno dan Fatmawati tersebut acap berpotongan rambut pendek. Mahkota di kepalanya rapi terjaga dengan model sasak yang disisir ke belakang.

Sementara itu, Sinta Nuriyah Wahid yang memakai kerudung, biasa membentuk sedikit jambul di bagian depan rambutnya. Kesederhanaan juga tampak pada gaya rambut Asri Ainun Habibie. Jambul dan sasak rambut Ainun Habibie tidak terlalu kentara. Meski begitu, gaya tersebut cukup menjaga sanggulnya tetap rapi.

Yang menjadi pertanyaan para pecinta dan pengamat fesyen menjelang pelantikan Presiden ke-7 RI, seperti apa gaya berbusana Iriana Joko Widodo? Iriana memang melakukan perubahan penampilan dengan mengenakan hijab.

Ratu Rania istri Raja Abdullah II dari Yordania dapat menjadi sumber inspirasi gaya berkerudung yang elegan. Di dalam negeri, Fatmawati menurut Sonny patut menjadi panutan berbusana.

“Cara berkerudung Ibu Fatmawati jauh lebih menarik. Waktu saya melakukan fashion show gaya Islami, Fatmawati atau Yenny Wahid adalah inspirasi saya.”

Menjadi diri sendiri sangat penting dalam fesyen. Tidak perlu mengekor gaya busana siapa pun, cukup menjadi diri sendiri untuk membuat citra diri. Tubuh Iriana yang tidak terlalu tinggi, menurut Sonny, tidak perlu mengenakan baju yang memakai potongan berpinggang.

Sekali lagi pencitraan itu penting. “Orang yang menjadi simbol-simbol itu akan banyak dibaca oleh orang karena itu yang tersirat. Seperti halnya baju yang dipakai dan dapat dilihat orang.”

Masalah penampilan ibu negara rupanya tak kalah rumit dari urusan presiden. Dandanan ibu negara harus mendapat arahan pakar fesyen. Termasuk Iriana, ibu negara dari Presiden RI ke-7 Joko Widodo. "Konsepnya less is more. Dengan berpenampilan sesederhana mungkin, orang-orang yang melihat akan mendapat hasil maksimal dari penampilan tersebut," kata Sonny.

Idealnya, tambah Sonny, busana ibu negara harus bisa mencerminkan keanggunan seorang wanita Indonesia sejati. Pakaian kenegaraan harus memiliki kharisma, kebanggaan, dan martabat.

Penampilan ibu negara dalam sejarah

Jika menengok ke masa lalu, sudah pasti tak seorang pun yang gaya rambutnya punya pengaruh mendunia seperti yang dilakukan oleh Jackie Kennedy. Ada sebuah buku yang dicetak berisi petunjuk khusus tentang bagaimana para perempuan dapat mencapai 'Jackie Look’.

Bertubuh langsing dan anggun. Jacqueline Kennedy adalah perempuan yang pada dirinya pakaian apa saja akan tampak menarik. Namun sebagai ibu negara, Jackie menampilkan selera mode cekatan dan berani. Apalagi dia bertugas menemani acara kenegarawanan sang suami. Nyonya Kennedy begitu hati-hati membangun citra dirinya yang modern dan efisien, sekaligus elegan.

Menurut pengamat mode Sonny Muchlison, salah satu negara yang memberikan contoh istimewa dalam hal fesyen adalah Amerika Serikat. Parlemen negeri adidaya tersebut dapat mengubah penampilan seseorang.

Perwajahan ibu negara harus disesuaikan dengan pencitraannya yang sangat tinggi. Tidak sekadar mengenakan baju, tetapi juga pencitraan terhadap sikap. “Pakaian hanya sekadar pakaian kalau kita tidak membawakannya dengan manner,” kata Sonny.

Pertama kali Hillary Clinton turun ke parlemen, dia tak peduli akan penampilannya. Rambut mantan Menteri Luar Negeri AS itu panjang berkeluk-keluk, kacamata bulat yang besar menggantung di wajahnya.

Penampilan itu berubah ketika dia keluar White House, saat suaminya Bill Clinton menjadi Presiden AS. Perubahan juga tampak pada putri mereka Chelsea. Remaja itu melepas kawat gigi, memotong pendek rambutnya. Hillary yang dulu berambut keriting, meluruskan rambutnya dan mengguntingnya dengan model bob.

Hal yang sama juga dilakukan Michelle Obama. Sebagai ibu negara Michelle dapat memperkenalkan barang yang bukan produk mewah. “Bagaimana baju mal bisa dipopulerkan oleh dia,” ucap Sonny.

Selain itu Michelle membawa tema gaya hidup sehat. “Bagaimana Michelle Obama ke mana-mana menyebarkan kesehatan, olahraga, dan jogging."

Lalu di Bangkok ada Ratu Sirikit, pemenang kontes Miss Bangkok. Sebagai perempuan yang mendapat predikat ratu tercantik di Bangkok dia kemudian disunting oleh Raja Bhumibol. Namun yang menarik adalah kepeduliannya mengangkat busana nasional.

“Ke mana-mana dia memakai Thai Silk untuk diperkenalkan ke seluruh dunia. Ke mana pun Ratu Sirikit pergi dia selalu memakai kain tersebut. “Bagaimana kita mencitrakan budaya sekaligus diri kita, sebetulnya sudah dibawa sejak dulu oleh para pemimpin,” kata Sonny menjelaskan.

“Jackie Onasis. Kemudian ada Grace Kelly dari Monaco, lalu Lady Diana, Ratu Sirikit, dan Ratu Michiko dari Jepang adalah first lady yang bagus dalam cara berbusana,” kata Sonny.

Meskipun simpel dan sederhana tapi baju tersebut tetap tampak elegan. Sonny mencontohkan Ratu Rania dari Yordania dan Benazir Bhutto. “Kerudungnya hanya ditaruh begitu begitu, tidak heboh seperti para hijaber yang memanggul laundry-an di kepala,” kata Sonny mengkritik.

Pesan Sonny, jangan menganggap baju tidak mendukung karakter individu yang mengenakannya. Sesungguhnya baju dapat menampilkan kearifan, keeleganan, bahkan kecantikan atau ketampanan pemakainya.

Tak elok rasanya menganggap remeh sepotong baju. Karena pada awal pertemuan, harga diri seseorang akan dinilai dari bentuk busananya. Begitu sudah kenal dan menjadi dekat, silakan masuk pada kepribadian.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER