Jakarta, CNN Indonesia -- Lari kini bukan hanya sekadar olahraga. Bagi kaum urban, lari kini juga menjadi sebuah tren gaya hidup tersendiri.
Untuk menjaring animo masyarakat yang lebih tinggi akan olahraga ini, aneka cerita dan sentuhan hal baru disajikan sebagai pendampingnya. Lari yang biasanya dilakukan untuk kesehatan dan stamina, kini juga dilakukan untuk relaksasi diri bersama teman-teman.
Di Jakarta, acara-acara seperti ini sudah sering diadakan, misalnya, Color Run sampai Music Run
. Namun, lain halnya di Bandung. Melihat gejolak yang tinggi dari tren lari ini sebuah industri kreatif asal Bandung, Right Brain, membawa tren ini ke kota kembang. Right Brain, menggagas iRun Bandung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Selain lari itu baik untuk kesehatan, kita melihat adanya tren acara-acara seperti ini. Right Brain sendiri memang suka mengadakan acara, tetapi juga melihat momennya apa yang sedang tren,” kata Programming Director iRun, Iryanda Mardanuz (22), mahasiwa Universitas Katolik Parahyangan kepada CNN Indonesia.
Acara ini dilaksanakan Jumat (24/10) lalu di sepanjang jembatan Pasupati. Para peserta mulai berlari dari Monumen Perjuangan Rakyat. Mereka pun melintasi jembatan Pasupati sampai ke ujungnya di daerah Pasteur. Setelahnya mereka harus kembali lagi titik awal, Monumen Perjuangan Rakyat.
Kedua tempat ini dipilih karena melambangkan ikon Bandung. “Kita mengambil Monumen Perjuangan Rakyat dan jalan layang Pasupati karena kita ingin menekankan ciri khas kota Bandung itu sendiri,” Iryanda menjelaskan.
Apa yang unik? Sepanjang peserta berlari, mereka akan menemukan beragam godaan. Hanya saja, godaan kali ini menyenangkan dan para peserta dipersilakan untuk terlena. Di Monumen Perjuangan Rakyat terdapat beragam stan makanan, panggung musik indie dan DJ. Peserta serasa berlari di tengah festival.
Sebelum mulai berlari, iRun dibuka dengan festival musik dari band indie kota kembang di Monumen Perjuangan Rakyat. Uniknya, acara lari ini dimulai dengan festival terlebih dahulu di Monumen Perjuangan Rakyat. Peserta lari 'dipanaskan' oleh aksi band-band indie, antara lain, Akarsana dan Suara, Virtuosity Indonesia Theatre, The Fox and The Thieves. Band-band indie ini menghentak mulai pukul tiga sore sampai tujuh malam.
Siang pun berganti malam, waktunya lari pun tiba. Sayup-sayup suara band indie berganti menjadi alunan musik dari DJ Alexander Advarklab, Rizkycore, Midnight Runner dan Dipha Barus. Sambil diiringi musik, para peserta mulai berlari di sepanjang jembatan pasupati. “Karena acara lari ini bersifat menyenangkan, jadi kita ingin sambil berlari mereka juga bisa mendengarkan lagu,” kata Iryanda.
Acara lari ini tergolong sukses. Right Brain berhasil mengajak 2.700 peserta untuk lari bersama.