Jakarta, CNN Indonesia -- Pesta kostum jadi ornamen penting perayaan Halloween. Sayangnya, tak semua kostum aneh atau menyeramkan bisa mulus dikenakan di semua tempat.
Kepolisian Beijing menghimbau warganya terkait pelarangan pemakaian kostum halloween di kereta bawah tanah karena dikhawatirkan akan menimbulkan kerumunan dan menciptakan masalah.
Menurut surat kabar nasional pada Jumat (31/10), kepolisian Beijing akan menangkap siapa saja yang masih mengenakan kostum Halloween di kereta api bawah tanah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan ini dibuat sehubungan akan diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi Asia Pacific Economic Cooperation atau KTT APEC, pada 10-11 November mendatang. Konferensi ini merupakan acara internasional tertinggi negara, selain Olimpiade Musim Panas 2008.
Selain pengendalian terhadap lalu lintas dan penutupan beberapa jalur, mulai Sabtu (4/11) hingga 12 November, pemerintah Tiongkok secara besar-besaran akan memperketat keamanan, termasuk untuk perayaan Halloween.
Menurut media Beijing, perayaan Halloween dengan kostum serta dandanan mewah nan menakutkan di dalam kereta bawah tanah dapat menyebabkan kepanikan.
"Polisi transportasi umum menghimbau, mohon jangan memakai pakaian aneh di dalam stasiun kereta bawah tanah atau di dalam gerbong kereta yang dapat secara mudah menyebabkan keramaian dan menciptakan masalah," bunyi peringatan tersebut.
Media lokal juga mengumumkan bahwa polisi diperbolehkan menangkap dan menahan orang-orang yang melanggar peraturan tersebut, jika kekacauan ini dianggap cukup serius dan mengancam insiden keamanan publik lainnya.
Halloween tidak secara luas dirayakan di TiongkokBerbeda dengan festival Barat dan hari libur lainnya seperti Natal yang diperingati oleh kalangan menengah meskipun tidak berhubungan dengan agama, pemerintah Tiongkok menganggap tabu perayaan Halloween.
Sebelumnya, pemerintah Tiongkok juga menerapkan beberapa peraturan aneh serupa lainnya menjelang penyelenggaraan Olimpiade Musim Panas Beijing. Salah satunya, pelarangan makan di luar. Pelarangan tersebut dilakukan untuk menciptakan citra “beradab” warga Tiongkok kepada dunia luar dan mencegah tanda-tanda gangguan sosial lainnya.
Kostum rasis plesetan Pocahontas Bukan hanya di Tiongkok, di Kanada juga terjadi keresahan akibat penggunaan kostum Halloween terjadi. Bedanya keresahan terjadi karena beredar kostum yang memelesetkan cerita Pocahontas menjadi Pocahottie.
Kostum ini dianggap menyinggung kaum Indian atau Aborigin yang kebetulan punya baju adat asli serupa. Seorang wanita suku Winnipeg mengatakan kostum Halloween yang dijual di kotanya saat ini sangat menyinggung perasaan dan budayanya.
Yang dijual di toko The Spirit Halloween di Regent Avenue di Winnipeg ini berupa kostum dengan nama Reservation Royalty dan Indian Warrior sebagaimana diberitakan CBC.
Mary Swain mengatakan, ia menemukan kostum untuk wanita dewasa yang disebut Pocahottie di Halloween Alley. Modelnya semacam yang dipakai Pocahontas dengan potongan lebih minim. “Saya sulit mempercayainya,” kata Swain pada CBC.
“Ini adalah budaya saya dan kami biasa menggunakannya dengan penuh kebanggaan saat kami menari dalam upacara dan sebagainya. Jadi saya merasa orang-orang ini sedang mengejek masyarakat aborigin.”
Swain juga melihat aksesori yang sangat mirip dengan hiasan kepala adat masyarakat aborigin. Apalagi di kemasan paket kostum itu tertera “wig seksi ala Indian.”
Halloween Alley adalah perusahaan yang mensuplai 37 toko di seluruh Kanada dengan produk yang salah satunya adalah Pocahottie di kelompok pakaian dewasa wanita. Kostum itu, menurut mereka, terinspirasi karakter Pocahontas di film keluaran Disney. Swain mengatakan sudah melayangkan protes kepada manager.
“Saya sudah mengatakan keberatan saya dan mengatakan rasanya tidak pantas menjual kostum seperti ini. Ini adalah budaya saya, bukan sembarang kostum,” kata Swain.
Pakaian wanita asli jadi objek seksual Jacqueline Romanow, profesor di University of Winnipeg, departemen ilmu budaya, mengatakan ia juga merasa tersinggung oleh sejumlah kostum Halloween. “Kostum yang paling menyinggung adalah yang menggambarkan wanita setempat sebagai objek seksual,” katanya.
Romanow mengatakan persoalan kostum ini bukan sekadar soal barang dagangan. “Ini lebih dari sekadar mengambil keuntungan, menurut saya, ini berbahaya. Ini mendukung marginalisasi dan mengorbankan sejumlah orang yang lemah dalam masyarakat,” katanya.
Perusahaan yang memproduksi kostum Pocahottie itu sendiri tidak tinggal diam. Mereka mengatakan sebenarnya sangat menghormati budaya setempat, tapi tidak ada tindakan untuk menarik kostum itu dari toko mereka. Steven Pierson mengatakan, apa yang bagi sebagian orang dianggap menyinggung belum tentu terasa sama untuk orang yang lain.
“Industri tempat kita bekerja, Anda tahu, punya beberapa tantangan dengan sensitivitas akan banyak hal,” katanya. “Tapi uniknya, pembeli terbesar kami justru orang aborigin. Bukan posisi saya untuk menilai ini menyinggung atau tidak, karena saya sendiri bukan orang aborigin.”
Swain mengatakan pernyataan resmi dari Pierson itu belum cukup baginya. “Saya merasa orang semestinya tidak menjadikan kami bahan lelucon.”