WISATA JERMAN

Menikmati Bunker Perang Misterius di Berlin

CNN Indonesia
Sabtu, 08 Nov 2014 15:12 WIB
Bunker yang tertanam dibawah lahan seluas 7.750 meter disbeut Bunker Honecker, berdasarkan nama pemimpin komunis Erch Honecker. 
Instalasi di tembok Berlin memperingati 25 tahun keruntuhannya. (CNN Indonesia/ Reuters Photo/ Fabrizio Bensch)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wisata tak harus melulu menikmati keindahan suatu tempat. Ada kalanya mengunjungi tempat bersejarah — tak jarang juga misterius — bisa jadi kegiatan menyenangkan.

Di Berlin yang dulunya adalah wilayah Berlin Timur, tertutupi oleh hutan ada sebuah bunker dari era Perang Dingin yang kini tak lagi terpakai. Bunker itu berdiri tak jauh dari tempat serangan nuklir pernah terjadi.  Tempat ini kini jadi semacam magnet bagi para wisatawan yang mengunjungi area yang tadinya adalah bagian dari  Jerman Timur itu.

Bunker yang tertanam dibawah lahan seluas 7.750 meter persegi itu terdiri tiga lantai,  dulu dikenal dengan nama Bunker Honecker, berdasarkan nama  pemimpin komunis Erich Honecker.  Sang pemimpinlah yang memprakarsai pembangunan bunker itu untuk melindungi dari serangan nuklir yang saat itu sangat mungkin terjadi bila pecah perang antara blok Soviet dan Barat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini setelah Jerman memperingati 25 tahun perayaan runtuhnya tembok Berlin dan akhir dari berdirinya Jerman Timur, seperti diberitakan Reuters pada Jumat (7/11) kemarin, banyak ide masyarakat untuk mengembangkan bunker itu.

Di antaranya ide untuk membuat bunker itu menjadi museum untuk menyimpan kenangan akan pernah terpecahnya Jerman menjadi dua bagian, barat dan timur. “Jika Anda masuk ke dalamnya, Anda akan menemukan buat apa sebenarnya bunker ini dibuat dulunya. Atau apa yang mereka rencanakan atau apa yang mereka takutkan. Anda akan merasakan dengan serius bahwa saat itu mereka benar-benar ketakutan,” kata Hannes Hensel, pimpinan komunitas yang ingin bunker itu dibuka untuk umum.

Bunker itu terletak  50 kilometer timur laut Berlin dan dibangun untuk bisa menampung 400 pemimpin partai komunis dan pemimpin militer. Bunker itu mulai terbengkalai dan ditutup setelah perang dingin berakhir.

Hensel pernah membantu mencoba  membuka bunker itu untuk publik selama tiga bulan pada tahun 2008 yang langsung menarik 20 ribu pengunjung.

Honecker bukan satu-satunya bunker yang dibangun. Di dekat kota Bonn ada sebuah bunker juga yang dibangun untuk melindungi pemimpin Jerman Barat saat itu. Sejak dibuka untuk umum pada tahun 2008, bunker ini sudah menarik 80 ribu pengunjung tiap tahunnya.  

Hensel saat ini sedang mencari investor yang diperkirakannya bisa memenuhi kebutuhan $1.86 juta atau sekitar Rp 22,5 miliar untuk membuka museum di bunker Honecker.

Bunker beton antisenjata kimia

Bunker Honecker disebut oleh Hensel sebagai salah satu bunker paling mutakhir di zaman blok Soviet. Didirikan antara than 1978 dan 1983, bunker ini diperkuat dengan beton untuk menangkal serangan zat kimia atau bom atom. Bahkan bunker ini disebut bisa menahan bom atom yang 80 kali lebih kuat dibandingkan yang dijatuhkan di Hiroshima pada tahun 1945.  

“Ini adalah bangunan paling penting saat itu,” kata Holger Happel, peneliti dan pimpinan grup wisata Berlin Unterwelten.

“Ketika negara Eropa Timur lain mengubah sistem politik mereka setahap demi setahap di tahun 1980-an, Jerman Timur tetap bertahan pada ajaran komunisnya dan menghabiskan banyak uang untuk membangun perlindungan perbatasan, bunker dan fasilitas militer, “ kata Hensel.  

Skenarionya ketika itu jika perang pecah dan Barat menyerang, East Germany's National Defence Council akan menarik dire ke bunker setelah masing-masing anggota dibilas dari efek radioaktif dan materi kimia dalam bilik dekontaminasi.

Tinggal di bunker itu jika perang benar-benar meletus sebenarnya cukup aman. Mereka bisa secara mandiri bertahan hidup setidaknya selama dua minggu, menggunakan sumber air, listrik sendiri. Bahkan dengan pendingin ruangan dan persediaan makanan. Setelah dua minggu, diperkirakan kondisi bekas serangan nuklir atau atom bisa reda dan lebih aman untuk berpindah ke tempat lain dengan kendaraan bersenjata.

Honecker sendiri meninggal dunia pada tahun 1994 dalam pengasingan ke Chile. Dia hanya sempat sekali berkunjung ke bunker itu. Kunjungan itupun tak diketahui oleh orang-orang Jerman Timur.  “300 tentara yang berpatroli tak tahu mereka mengarah kemana,” kata Hensel. “Mereka hanya tahu mereka sedang mengawal sesuatu yang sangat penting, tapi mereka tak tahu siapa itu.”

Mendapat kehormatan tinggal di bunker tak selamanya menyenangkan. Misalnya buat kepala teknisi bunker saat itu Juergen Freitag.
“Bagi kami itu adalah saat yang sangat emosional, karena kami bekerja di bungker. Sementara kami tahu keluarga kami tinggal di rumah. Jika sewaktu-waktu perang pecah mereka tak punya pertahanan,” kata  Freitag pada Reuters.

“Itu perasaan yang sangat-sangat mengerikan.”

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER