KESEHATAN MENTAL

7 Hal yang Tak Perlu Dimintai Maaf

CNN Indonesia
Senin, 10 Nov 2014 07:51 WIB
Tanpa sadar ada kalanya kita meminta maaf untuk sebuah tindakan yang sebenarnya bukan kesalahan kita.
Ilustrasi wanita bekerja. (CNN Indonesia/Gettyimages/kieferpix)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tiap manusia berbuat kesalahan, maka wajar meminta maaf untuk kesalahan itu. Namun tanpa sadar ada kalanya kita meminta maaf untuk sebuah tindakan yang sebenarnya bukan kesalahan kita. Hal ini seringkali adalah yang menyangkut kesehatan mental dan fisik kita.

Tujuh kegiatan ini pada masyarakat modern sering dijadikan alasan untuk minta maaf seperti dilansir Huffington Post. Padahal semestinya itu tak perlu dilakukan. Malah semestinya pelakunya diberi selamat karena mampu melakukannya.

1. Berangkat tidur lebih awal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tiap orang tentu punya harapan bisa tidur lebih larut dan terbangun lebih dini tanpa merasa lelah atau lemah. Tapi mengantuk adalah mengantuk, tidak ada salahnya dengan hal tersebut. Penelitian menunjukkan tidur sangat erat kaitannya dengan kesehatan dan  kebahagiaan. Penelitian juga mengungkapkan bahwa kurang tidur bisa meningkatkan stres, penyakit jantung dan obesitas.

2. Berkata tidak.
Melakukan terlalu banyak pekerjaan, jadwal di kalendar teramat penuh — mungkin sudah saatnya belajar berkata tidak. Itu akan lebih baik dari pada terus menerus berkata “Oke!” . Jika Anda tak memulai belajar mengatakan tidak tanpa merasa harus meminta maaf karenanya,  pada akhirnya semua akan kembali menyerang Anda.

Penulis buku tentang kepemimpinan dalam dunia penjualan, Lisa Earle McLeod menyebut untuk menghentikan kekacauan dalam hidup sehari-hari, kita harus mencoba fokus pada satu hal. “Ambil waktu untuk mengevaluasi dan menciptakan strategi sukses,” McLeod menulis.

3. Berlibur.

Semakin maju masyarakat semakin sibuk orang-orangnya, semakin takut mereka untuk mengajukan cuti dan berlibur. Padahal mengambil jeda dari dari pekerjaan dan merencanakan liburan sebenarnya bisa meningkatkan kadar kebahagiaan manusia.  Menarik diri sementara waktu dari orang-orang yang terlibat dalam aktifitas rutin juga bisa membeeri kesehatan mental dengan menurunkan kadar stres.

(Baca juga: Penduduk Asia Tidak Memaksimalkan Jatah Libur)

4. Menarik diri dari persahabatan yang buruk.

Memutuskan hubungan dengan teman adalah hal yang berat. Bahkan ada yang bilang lebih berat dari memutuskan hubungan asmara.  Namun ada kalanya kita harus merelakan persahabatan yang merugikan kesehatan mental kita. Hal itu bukan sesuatu yang memalukan.

“Pilihan untuk memutuskan hubungan dengan seorang teman akan menjadi pengalaman yang menyenangkan untuk diri Anda sendiri, sekali waktu,” kata psikoterapis Nancy Colier.  Penelitian membuktikan bahwa stres sangat menular.  Semakin stres seseorang maka itu bisa menular ke orang disekelilingnya. Jadi tak ada alasan untuk merasa bersalah menarik diri dari pertemanan jika stres yang tinggi sudah mewarnai persahabatan Anda.

5. Tidak buru-buru membalas email. 

Dunia kerja kadang menuntut pekerja untuk merespon email yang masuk sesegera mungkin. Apalagi kecanggihan teknologi mampu mendukungnya. Tapi jika email sudah membuat Anda stres, makan ada baiknya istirahat terlebih dulu.

Faktanya banyak orang sukses yang tidak memulai hari mereka dengan membuka email ketika mata baru terbuka di pagi hari.
“Saya mencoba untuk tidak membuka email hingga saat saya sampai di kantor, yang berarti antara jam 9.30 atau jam 10, “ kata David Karp, pendiri Tumblr. “Membaca email di rumah tak pernah bagus atau produktif.”  

6. Mencari waktu untuk sendiri.

Beberapa orang merasa tak tahan untuk sendirian. Padahal mengambil waktu untuk sendirian bersama dengan pikiran-pikiran kita saja adalah sesuatu yang dibutuhkan dan tak perlu minta maaf karenanya. Sendirian dan berpikir tentang banyak hal membantu  untuk mengisi ulang tenaga mental kita dan melatih kendali diri.   

7. Mengutamakan diri sendiri.

Sedari kecil banyak orang tua mengajarkan anaknya untuk selalu mengutamakan kepentingan orang lain. Ajaran itu sah-sah saja, asalkan tidak lantas mengorbankan pribadi terus menerus. Para ahli mengatakan bahwa ada saatnya mendahulukan  diri sendiri justru menyehatkan, dan tak perlu meminta maaf karenanya. Ini artinya satu saja bisa memenuhi kebutuhan akan kesehatan mental, emosional, fisik dan spiritual. Bukan sekadar jadi orang egois.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER