ACARA TELEVISI

ZooMoo Akrabkan Si Kecil dengan Fauna Lucu

CNN Indonesia
Jumat, 14 Nov 2014 13:59 WIB
ZooMoo menyajikan tayangan yang sesuai kebutuhan generasi “layar sentuh.” Anak-anak dapat bermain sambil belajar, termasuk berempati.
Ilustrasi: Tayangan ZooMoo TV dan App sajikan fauna lucu untuk anak-anak belajar dan bermain. (REUTERS/Edgard Garrido).
Jakarta, CNN Indonesia -- Gerak-gerik jenaka ninja gorilla dan aneka fauna menggelitik puluhan anak yang menyaksikan tayangan ZooMoo di Kidzania, arena bermain di Jakarta Selatan, hari ini (14/11). Menurut Catherine Nebauer dari saluran televisi interaktif ZooMoo, tayangan yang disajikan ini sesuai bagi anak-anak pra-sekolah.

ZooMoo dikreasikan oleh Beach House Kids dan NHNZ yang masing-masing berbasis di Singapura dan Selandia Baru. Tayangan ini diformulasikan oleh para sineas dan pendidik kompeten. Selain ZooMoo TV, juga ada ZooMoo App yang meleluasakan anak-anak bermain sekaligus beroleh pengetahuan fauna.

Dalam segmen singa makan daging, misalnya, ditayangkan aktivitas yang dapat dilakukan anak-anak sambil belajar. Bila dimainkan bersama, aplikasi ini bisa mempererat pertalian antara orang tua dan anak-anak. Dengan begitu, orang tua juga bisa dengan mudah memonitor perkembangan anak-anak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ZooMoo TV dapat disaksikan melalui Indovision. Sebagian besar tayangan sudah diisi suara (dubbing) Bahasa Indonesia agar dapat dimengerti 100 persen oleh pemirsa. Penayangan ZooMo TV tak terlepas dari komitmen Indovision, sebagaimana disampaikan oleh perwakilannya, Julio Sanjaya.

Di era sekarang, kebanyakan ana-anak lebih memilih berkutat bersama gadget, daripada aktif bermain di luar ruang. Menyiasati hal ini, ZooMoo App menyajikan tayangan yang sesuai kebutuhan generasi “layar sentuh.” Memirsa ZooMoo, anak-anak dapat bermain sambil belajar, termasuk berempati.

Sejauh ini, Zoo Moo sudah ditayangkan di Singapura, Malaysia Amerika Latin, juga Papua Nugini. Fasilitas Indovision di Kidzania memudahkan anak-anak belajar alih bahasa dan dubbing. “Anak-anak juga berhak melakukan dan menciptakan sesuatu. Selain bermain, juga berinovasi,” kata George Ali Razi dari Kidzania.

Nonton TV Berjam-jam Bahayakan Si Kecil

TV dan gadget telah menjadi bagian hidup keluarga masa kini. Anak-anak mengenal tayangan televisi dan gadget, bahkan jauh sebelum masuk sekolah. Bahayanya, tidak banyak orang tua yang paham aturan menonton TV (acara regular, DVD, maupun video game) bagi anak-anak.

Tayangan TV memang membantu batita bisa belajar alfabet, juga flora dan fauna. TV bisa sekaligus menjadi saluran edukasi dan hiburan. American Academy of Pediatrics (AAP) menyarankan, orang tua tidak memperkenankan anak-anak di bawah dua tahun menonton TV.

Sementara menurut Kaiser Family Foundation (KFF) sebagaimana dilansir laman Kids Health, balita dan anak-anak di bawah usia enam tahun hanya boleh menonton TV paling lama dua jam sehari. Hingga usia 18 tahun, hanya boleh menonton empat jam sehari.

Usia batita tergolong rawan di mana otak mengalami perkembangan. TV dan alat elektronik lain bisa membantu anak bereksplorasi, bermain, dan berinteraksi dengan orang tua atau dewasa. Hal ini sekaligus mendorong pembelajaran dan kesehatan fisik, juga perkembangan sosial.

Hal yang perlu diwaspadai, anak yang kebanyakan menonton TV cenderung mengalami obesitas, karena kurang aktif bergerak. Begitu juga bila anak-anak dijejali tayangan aksi kekerasan, ia akan lebih agresif atau bahkan penakut. Anak-anak pun bisa dengan mudah meniru karakter buruk, seperti pemabuk.

Bagaimana pun orang tua harus memonitor tayangan TV yang dikonsumsi si kecil. Sembari menemani menonton, juga mengajari anak-anak memilih acara yang sesuai usia, dan mengingatkan batas waktu menonton: tidak lebih dari dua jam sehari. Orang tua bertanggung jawab mengisi kegiatan anak-anak, bukan cuma nongkrong di depan TV.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER