KESEHATAN SEKSUAL

Melacak Asal-usul Vibrator di Era Victoria

CNN Indonesia
Senin, 17 Nov 2014 13:35 WIB
Benarkah bangsa Victoria penemu vibrator? Dibukanya pameran Wellcome Collection's new Institute of Sexology dapat menjawab rasa penasaran tersebut.
Ilustrasi pasangan (Getty Images/Purestock)
Jakarta, CNN Indonesia -- Benarkah bangsa Victoria penemu vibrator? Dibukanya pameran Wellcome Collection's new Institute of Sexology dapat menjawab rasa penasaran tersebut. Namun, dikutip dari laman Guardian, ada kesalahpahaman abadi tentang era Victoria. 

Perilaku seks bangsa Victoria memiliki reputasi buruk. Sangat jelek, sampai-sampai beberapa sejarawan mengatakan para perempuan dibawa kepada 'serangan histeris', yang sebetulnya adalah orgasme, oleh para dokter melalui 'pijat pinggul' (masturbasi).

Demi memudahkan mereka, diciptakanlah perangkat bergetar karena begitu banyak perempuan membutuhkan pengobatan dari tangan para dokter yang mulai lelah. Namun, tidak semua orang meyakini cerita itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka percaya itu adalah ide yang berakar dari budaya populer manusia, dibantu oleh kejutan dari beberapa buku, dan film Hysteria pada 2011. Di film itu, Hugh Dancy memerankan dokter Mortimer Granville pada era Victoria, yang menemukan perangkat pijat untuk membangkitkan gairah seksual pasiennya pada sekitar 1880-an.

Begitu juga dengan Granville, dokter yang menciptakan perangkat elektronik pijat. Dokter pada periode Victoria tahu persis seperti apa orgasme perempuan. Kenyataannya, itu salah satu alasan kenapa mereka berpikir masturbasi adalah ide buruk.

Beberapa berteori, aktivitas seksual itu dapat menghilangkan nyeri selama menstruasi. Namun, sebagian besar dokter melihat seni kesenangan diri tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan.

Mereka bersikap begitu bukan karena anti terhadap kesenangan seks, tetapi karena orgasme adalah hal yang benar-benar penting bagi orang-orang Victoria. Sebuah buku berjudul The Art to Beggeting Handsome Children yang diterbitkan pada 1860 berisi rincian tentang pemanasan sebelum seks.

Itu menunjukkan bahwa bagi orang-orang Victoria, jenis kelamin, kesenangan, dan cinta adalah konsep yang secara universal diikat bersama.

Perempuan pada periode Victoria dilihat sebagai sesuatu yang pasif secara seksual. Perempuan dianggap terputus dari tubuh mereka sehingga perlu dirangsang oleh penemuan manusia.

Namun hal tersebut tidak benar. Buku A Guide To Marriage pada 1865 berisi saran untuk pasangan muda mengeksplorasi hubungan mereka untuk pertama kalinya. "Semua cinta antara kedua jenis kelamin didasarkan pada gairah seksual." Itu adalah alasan, kenapa kepuasan seks bagi bangsa Victoria terutama perempuan, benar-benar penting.

Perempuan Victoria memiliki minat yang sehat untuk melindungi tubuh mereka tapi tetap bisa menikmati hubungan seksual. Pada 1877, Annie Besant, membantu mempublikasikasikan Fruit of Philosophy, panduan metode kontrasepsi bagi para pembaca pada zaman itu.

Dari semprotan vagina sampai bentuk awal spermisida, bahkan kondom, informasi begitu populer sehingga di Inggris sirkulasi buku tersebut mencapai lebih dari 125 ribu di bulan pertama saja.

Jadi sebaiknya publik berhenti mengatakan perempuan Victoria mengalami orgasme yang dirangsang oleh dokter mereka. Vibrator dari periode Victoria adalah perangkat paling orgasmik yang pernah ada.

Benda itu tidak ada hubungannya dengan seks. Mereka digunakan untuk memijat, bukan masturbasi. Dari mainan seks, kursi seks, kondom, kontrasepsi, periode Victoria memiliki banyak benda seks yang kita lihat sekarang.


LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER