Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan dan laki-laki memang terlahir dengan payudara. Namun hanya buah dada di tubuh kaum Hawa yang tumbuh besar sejak memasuki masa pubertas. Pengecualian, laki-laki pun bisa memiliki payudara besar karena kondisi tertentu.
Payudara besar di tubuh laki-laki bukanlah kondisi normal. Dalam istilah kedokteran kondisi ini dikenal dengan
gynecomastia atau ginekomastia. Ginekomastia adalah pembengkakan jaringan payudara pada laki-laki yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosteron. Ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua payudara.
Ginekomastia dipicu oleh penurunan jumlah hormon testosteron di tubuh pria. Hormon testosteron dan estrogen berfungsi mengontrol perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks pria dan wanita. Testosteron mengontrol sifat laki-laki, seperti massa otot dan rambut tubuh. Estrogen mengontrol sifat perempuan, termasuk pertumbuhan payudara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebanyakan orang menganggap estrogen sebagai hormon eksklusif perempuan, tetapi laki-laki juga memproduksinya, meskipun biasanya dalam jumlah kecil. Namun kadar estrogen pria yang terlalu tinggi atau tidak seimbang dengan kadar testosteron dapat menyebabkan ginekomastia.
Dilansir dari Mayo Clinic, penyebabnya antara lain: 1. Perubahan hormon alamiLebih dari setengah dari bayi laki-laki lahir dengan payudara membesar karena efek dari estrogen ibu. Umumnya, jaringan payudara yang besar ini hilang dalam waktu dua sampai tiga minggu setelah lahir.
Ginekomastia juga bisa terjadi selama masa pubertas. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon selama masa pubertas. Dalam kebanyakan kasus, jaringan payudara yang membengkak akan hilang tanpa pengobatan dalam waktu enam bulan sampai dua tahun.
2. Obat-obatanSejumlah obat dapat menyebabkan ginekomastia, antara lain
anti-androgen yang digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, steroid anabolik dan androgen, obat AIDS, obat anti-kecemasan, antidepresan trisiklik, antibiotik, obat maag seperti
cimetidine, pengobatan kanker (kemoterapi), obat jantung seperti
digoxin dan
calcium channel blockers.
Zat-zat seperti alkohol, amfetamin, ganja, heroin, dan metadon juga bisa memicu ginekomastia.
3. HipogonadismeSalah satu kondisi yang mengganggu produksi testosteron normal, seperti sindrom
Klinefelter atau
pituitary insufficiency, dapat dikaitkan dengan ginekomastia.
4. PenuaanPerubahan hormon yang terjadi dengan penuaan normal dapat menyebabkan ginekomastia, terutama pada pria yang kelebihan berat badan.
5. TumorBeberapa tumor, seperti yang melibatkan testis, kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari, dapat menghasilkan hormon yang mengubah keseimbangan hormon pria-wanita.
6. HipertiroidismeDalam kondisi ini, kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin.
7. Gagal ginjalSekitar separuh dari orang-orang yang dirawat dengan pengalaman hemodialisis mengalami ginekomastia karena perubahan hormonal.
8. Kegagalan dan sirosis hatiFluktuasi hormonal yang berhubungan dengan masalah hati serta obat-obatan untuk sirosis berhubungan dengan ginekomastia.
9. Kekurangan gizi dan kelaparanKetika tubuh kekurangan nutrisi yang cukup, kadar testosteron drop, tetapi tingkat estrogen tetap konstan, menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Ginekomastia juga dapat terjadi setelah resume gizi normal.