KESEHATAN PRIA

Ketika Pria Bertetek Besar

CNN Indonesia
Selasa, 18 Nov 2014 07:39 WIB
Laki-laki pun bisa memiliki payudara besar. Tentu saja bukan kondisi normal, melainkan ketidakseimbangan hormon. Waspadai sembilan penyebabnya.
(Getty Images/Joe Raedle)
Jakarta, CNN Indonesia -- Perempuan dan laki-laki memang terlahir dengan payudara. Namun hanya buah dada di tubuh kaum Hawa yang tumbuh besar sejak memasuki masa pubertas. Pengecualian, laki-laki pun bisa memiliki payudara besar karena kondisi tertentu.

Payudara besar di tubuh laki-laki bukanlah kondisi normal. Dalam istilah kedokteran kondisi ini dikenal dengan gynecomastia atau ginekomastia. Ginekomastia adalah pembengkakan jaringan payudara pada laki-laki yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon estrogen dan testosteron. Ini bisa terjadi pada salah satu atau kedua payudara.

Ginekomastia dipicu oleh penurunan jumlah hormon testosteron di tubuh pria. Hormon testosteron dan estrogen berfungsi mengontrol perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks pria dan wanita. Testosteron mengontrol sifat laki-laki, seperti massa otot dan rambut tubuh. Estrogen mengontrol sifat perempuan, termasuk pertumbuhan payudara.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kebanyakan orang menganggap estrogen sebagai hormon eksklusif perempuan, tetapi laki-laki juga memproduksinya, meskipun biasanya dalam jumlah kecil. Namun kadar estrogen pria yang terlalu tinggi atau tidak seimbang dengan kadar testosteron dapat menyebabkan ginekomastia.

Dilansir dari Mayo Clinic, penyebabnya antara lain:

1. Perubahan hormon alami

Lebih dari setengah dari bayi laki-laki lahir dengan payudara membesar karena efek dari estrogen ibu. Umumnya, jaringan payudara yang besar ini hilang dalam waktu dua sampai tiga minggu setelah lahir.

Ginekomastia juga bisa terjadi selama masa pubertas. Hal ini disebabkan oleh perubahan hormon selama masa pubertas. Dalam kebanyakan kasus, jaringan payudara yang membengkak akan hilang tanpa pengobatan dalam waktu enam bulan sampai dua tahun.

2. Obat-obatan

Sejumlah obat dapat menyebabkan ginekomastia, antara lain anti-androgen yang digunakan untuk mengobati pembesaran prostat, steroid anabolik dan androgen, obat AIDS, obat anti-kecemasan, antidepresan trisiklik, antibiotik, obat maag seperti cimetidine, pengobatan kanker (kemoterapi), obat jantung seperti digoxin dan calcium channel blockers.

Zat-zat seperti alkohol, amfetamin, ganja, heroin, dan metadon juga bisa memicu ginekomastia.

3. Hipogonadisme

Salah satu kondisi yang mengganggu produksi testosteron normal, seperti sindrom Klinefelter atau pituitary insufficiency, dapat dikaitkan dengan ginekomastia.

4. Penuaan

Perubahan hormon yang terjadi dengan penuaan normal dapat menyebabkan ginekomastia, terutama pada pria yang kelebihan berat badan.

5. Tumor

Beberapa tumor, seperti yang melibatkan testis, kelenjar adrenal atau kelenjar pituitari, dapat menghasilkan hormon yang mengubah keseimbangan hormon pria-wanita.

6. Hipertiroidisme

Dalam kondisi ini, kelenjar tiroid menghasilkan terlalu banyak hormon tiroksin.

7. Gagal ginjal

Sekitar separuh dari orang-orang yang dirawat dengan pengalaman hemodialisis mengalami ginekomastia karena perubahan hormonal.

8. Kegagalan dan sirosis hati

Fluktuasi hormonal yang berhubungan dengan masalah hati serta obat-obatan untuk sirosis berhubungan dengan ginekomastia.

9. Kekurangan gizi dan kelaparan

Ketika tubuh kekurangan nutrisi yang cukup, kadar testosteron drop, tetapi tingkat estrogen tetap konstan, menyebabkan ketidakseimbangan hormon. Ginekomastia juga dapat terjadi setelah resume gizi normal.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER