Jakarta, CNN Indonesia -- Bila makan di restoran Korea, Anda pasti akan menemukan kimchi. Makanan tradisional asal negeri ginseng ini merupakan salah satu makanan pendamping, yang sering disebut banchan. Kimchi terbuat dari kubis, lobak, wortel dan timun yang difermentasi di dalam toples selama berbulan-bulan.
Bila dibuat secara tradisional, bumbu kimchi dibuat dari campuran bawang, jahe, gula, serta perisa makanan laut. Digunakan pula sejenis cuka yang membuat rasa kimchi sedikit menyengat.
Selain adanya sensasi rasa menyengat, kimchi juga terasa sedikit pedas di lidah. Saat ini, kimchi juga disajikan dalam bentuk instan. Masyarakat dapat dengan mudah memperolehnya di toko swalayan yang menjual makanan impor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Korea Selatan cukup cerdas dalam menyebarkan makanan khas negaranya. Mulai dari barbeque yang biasanya disantap kalangan menengah ke atas, sampai kimchi yang harganya tidak terlalu mahal.
Makanan ini sudah ada di Korea sejak abad ke-7. Kimchi diciptakan pada musim dingin, di mana pada masa itu tidak banyak makanan yang tersedia.
Asal mula kata kimchi adalah 'shimchae' yang artinya pengasinan sayuran. Kata 'shimcae' kemudian berubah dari masa ke masa. Ia berubah menjadi dimchae, kimchae, baru kemudian menjadi kimchi.
Makanan yang terbuat dari sayuran memang populer di Korea karena bisnis agrikultur yang berkembang di negara ini. Sangat mudah menemukan kubis di negeri itu.
Jika di Korea ada kimchi, di Indonesia ada asinan. Ada berbagai macam asinan yang terkenal, mulai dari asinan Betawi, asinan Bogor, sampai asinan Tangerang. Konsep kedua makanan ini hampir sama. Bedanya, asinan tak melalui proses fermentasi.
 Asinan lokal (CNN Indonesia/Yohannie Linggasari) |
Asinan Bogor biasanya menggunakan buah-buahan sebagai bahannya, sedangkan asinan Betawi dan Tangerang lebih banyak menggunakan sayur-sayuran. Namun, kini sudah banyak variasi yang dilakukan.
Asinan dibuat dengan cara pengasinan menggunakan garam atau pengasaman dengan cuka. Bahan utamanya adalah buah dan sayur. Istilah asinan mengacu pada proses pembuatannya, yaitu pengawetan dengan merendam buah atau sayur dalam larutan campuran air dan garam.
Komposisi asinan pun bervariasi. Pada asinan Tangerang, misalnya, komposisinya terdiri dari tauge, tahu, timun, sayur asin, wortel, dan kentang rebus. Bisa pula ditambahkan saus kacang dan kerupuk kuning. Makanan ini cocok disantap ketika perut sudah terisi karena rasanya yang agak asam dan menyengat. Asinan banyak dijual di dekat tempat wisata.