Jakarta, CNN Indonesia -- Sejak kematiannya, raja rock n' roll Elvis Presley hanya selalu dikabarkan meninggal karena over dosis obat terlarang. Padahal ternyata yang dialaminya lebih parah dari hal itu. Misteri kematian Elvis pun diungkap dokter yang melakukan otopsi atas jenazahnya kemarin seperti diberitakan
Express.
Sang dokter otopsi yakin bukan cuma obat yang menghabisi nyawa Elvis, tapi lebih dari itu adanya serangan jantung akibat kelebihan berat badan. “Tubuhnya sangat tidak fit di usianya yang ke 42 di tahun 1977 itu ketika dia meninggal, juga kelebihan berat badan,” kata dokter Richard Shepherd, dalam acara di
Channel 5 berjudul
Autopsy: The Last Hours Of Elvis.Sheperd mengungkapkan, menemukan di tubuh Elvis ada sembilan jenis obat resep yang berbeda. Belum lagi ukuran jantung dan livernya yang membesar dua kali lipat dari ukuran normal karena gaya hidupnya yang tak sehat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Rambutnya tampak memutih semuanya, jika saja dia tak mencatnya sama sekali,” kata Sheperd ahli otopsi dari Inggris yang juga mengerjakan otopsi atas Putri Diana dan Dodi Fayed.
Elvis ditemukan meninggal dunia di lamar mandinya di
mansion-nya di Graceland di Tennessee. Dia tak sadarkan diri pada jam tujuh pagi saat tunangan dan para stafnya masih tertidur.
“Elvis benar-benar berada dalam kondisi fisik yang tidak sehat. Dengan tinggi badan 180 centimeter beratnya mencapai 99,8 kilogram. Pada awalnya saya berpikir dia mengalami overdosis obat, tapi ternyata penyakit jantungnya yang terlihat dari ukuran jantungnya yang membuka mata saya,” kata Sheperd.
Dengan kondisi kesehatan itu Sheperd yakin, Elvis sangat menderita semalam sebelum kematiannya. “Bagaimana dia bisa bertahan dengan kondisi itu sangat mengejutkan saya. Tanpa bermaksud jahat, menurut saya dengan kondisinya dia memang jenis orang yang bisa meninggal dengan seketika,” kata Sheperd.
(utw/vga)