BAHAYA MIRAS OPLOSAN

Miras Oplosan, Cara Cepat Menuju Liang Lahat

Merry Wahyuningsih | CNN Indonesia
Senin, 08 Des 2014 12:27 WIB
Secara kesehatan, minuman alkohol memang merugikan, apalagi dicampur dengan kandungan yang tidak jelas. Miras oplosan bisa jadi cara cepat menuju liang lahat.
Ilustrasi miras oplosan (Getty Images)
Jakarta, CNN Indonesia -- Miras oplosan kembali menelan korban. Dalam satu minggu terakhir, minuman keras campuran itu telah menelan ratusan korban di Sumedang, Jawa Barat. Secara kesehatan, minuman beralkohol memang merugikan, apalagi dicampur dengan kandungan yang tidak jelas. Miras oplosan bisa jadi cara cepat menuju liang lahat.

Ada banyak alasan orang mengonsumsi alkohol, mulai dari menjaga hubungan dengan teman, penghangat badan saat musim dingin, membantu meningkatkan harga diri, bahkan sebagai cara melarikan diri dari masalah yang tengah dihadapi.

“Minum alkohol bisa melupakan beban hidup sesaat dan tentu sifatnya semu belaka,” kata Ari Fahrial Syam, dosen dan dokter spesialis penyakit dalam dari FKUI-RSCM, dalam keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia, Senin (8/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(Baca juga: Dioplos, Minuman Keras 'Panen' Korban)

Dampak alkohol untuk tubuh

Minuman keras yang ada di tengah masyarakat mengandung kadar alkohol yang bervariasi. Bir umumnya mengandung alkohol 3,5-5 persen, wine mengandung alkohol 10-14 persen, fortified wine mengandung alkohol 14-20 persen, sedangkan wiski dan vodka mengandung 40 persen alkohol.

“Dampak buruk dari penggunaan alkohol akan mengenai berbagai organ di dalam tubuh. Mulai dari otak, saluran pencernaan mulai dari mulut sampai ke usus besar, organ-organ dalam tubuh khususnya liver, pankreas, otot, tulang, dan sistem genetalia, baik laki-laki maupun perempuan,” ujar Ari menjelaskan.

“Alkohol dikelompokan sebagai bahan yang menyebabkan sedasi dan hipnosis. Artinya, alkohol membuat seseorang menjadi tenang dan ‘tertidur’,” tutur Ari melanjutkan.

Penggunaan alkohol dalam waktu singkat dan berlebihan akan menyebabkan terjadinya keracunan alkohol (intoksikasi alkohol) dan dapat menyebabkan kematian. Secara awam dikenal dengan istilah mabuk.

Dijelaskan Ari, intoksikasi terjadi jika jumlah alkohol yang dikonsumsi di atas ambang toleransi, sehingga menyebabkan terjadinya gangguan baik fisik maupun mental, membuatnya tidak sadar akan apa yang sedang dilakukan, disorientasi, bingung dan lupa. Dalam keadaan mabuk seseorang bisa saja melakukan aktifitas antisosial, termasuk melakukan tingkah laku seksual yang tidak aman. Tentunya sangat berbahaya jika mengendarai kendaraan bermotor atau menghidupkan mesin.

Alkohol dapat menyebabkan adiksi atau ketagihan dan toleransi penggunaan makin hari makin banyak. Walaupun seseorang sudah toleransi untuk volume tertentu, tetapi efek samping kronisnya tetap terjadi. Pasien dengan penggunaan alkohol jangka panjang akan menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan, khususnya pada lambung.

“Pasien yang menggunakan alkohol kronis akan dengan mudah ditemukan kelainan pada lambungnya. Saya beberapa kali medeteksi pasien yang secara endoskopi diketahui ada peradangan kronis pada lambung dan mengakui sebagai pengguna alhohol rutin pada saat konfirmasi setelah pemeriksaan endoskopi,” kata Ari yang kini menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) Cabang Jakarta

Menurut Ari, alkohol akan menyebabkan peradangan kronis pada saluran pencernaan, membentuk erosi sampai tukak usus, dan selanjutnya menyebabkan perubahan struktur dalam usus sampai berubah menjadi sel ganas (kanker).

Liver peminum alkohol akan mengalami peradangan kronis yang akan berlanjut dengan penciutan hati (sirosis hati), dengan komplikasi lanjutan yang bermacam-macam, antara lain pembengkakan pada perut dan terjadi perdarahan pada saluran cernanya. Alkohol juga dihubungkan dengan dengan berbagai kanker antara lain kanker usus besar. Pasien peminum alkohol kronis akan mengalami tulang kropos (osteoporosis), mengalami impotensi dan infertilitas. Pada wanita alkohol juga menjadi salah faktor risiko terjadi kanker payudara.

“Informasi mengenai penggunaan alkohol dosis kecil sedikit yang rutin membawa dampak baik untuk kesehatan ternyata juga masih kontroversi. Di sisi lain, penggunaan rutin walaupun sedikit tetap akan membawa efek samping yang akan timbul di masa depan. Belum lagi toleransi dari penggunaan sedikit makin lama makin tinggi,” tutur Ari.

Dampak miras oplosan

“Minum minuman keras saja sudah berbahaya, apalagi kalau minuman keras tersebut dioplos dengan minuman lain jelas akan tambah berbahaya. Alkohol oplosan membuat kadar alkohol yang dikonsumsi menjadi tidak jelas kadarnya,” kata Ari.

Di tengah masyarakat sediaan alkohol oplosan ada bermacam-macam, disesuaikan dengan alasan kenapa minuman alkohol tersebut dioplos.

“Ada yang mengoplos dengan minuman berenergi yang mengandung kafein, jelas ini akan mengganggu jantung. Minuman keras yang dicampur dengan minuman berkarbonasi atau susu ini relatif tidak berbahaya tergantung kadar alkohol dari minuman mengandung alkohol utamanya,” kata Ari.

Menurut Ari, yang paling berbahaya adalah minuman beralkohol yang dicampur dengan spirtus atau minuman keras lain, misal metanol yang tidak diketahui kadar alkoholnya.

Tujuan utamanya adalah karena harga minuman keras tersebut lebih murah, tetapi tentu dengan efek samping yang lebih berat dibandingkan dengan minuman mengandung alkohol saja.

“Alkohol oplosan yang terkahir ditemukan di Sumedang dan sudah menyebabkan ratusan korban ternyata diduga mengandung alkohol 96 persen, jelas akan membuat efek samping lebih cepat dan lebih berat,” kata Ari

“Penggunaan alkohol lebih banyak dampak buruknya dari pada manfaatnya, sehingga upaya untuk melarang penggunaan alkohol di tengah masyarakat luas memang harus dilakukan tentunya melalui berbagai peraturan pemerintah baik pusat maupun daerah,” saran Ari.

(mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER