KESEHATAN SEKSUAL

10 Penyakit yang Bikin Jumlah Sperma Sedikit

Merry Wahyuningsih | CNN Indonesia
Senin, 08 Des 2014 16:30 WIB
Penyakit tertentu dapat membuat jumlah sperma berkurang. Dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah oligospermia.
Ilustrasi spema (Getty Images/ThorstenSchmitt)
Jakarta, CNN Indonesia -- Normalnya, ada ratusan juta sperma dalam satu sendok teh air mani yang diejakulasikan pria saat orgasme. Namun, penyakit tertentu dapat membuat jumlah sperma berkurang. Dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah oligospermia.

Semen atau air mani adalah cairan tubuh yang disekresikan oleh gonad jantan atau pria. Ini berisi sel sperma, fruktosa dan enzim lainnya yang membantu sperma untuk bertahan hidup serta memfasilitasi pembuahan agar berjalan sukses.

Semen melewati saluran ejakulasi dan bercampur dengan cairan dari vesikula seminalis, prostat dan kelenjar Cowper. Vesikula seminalis menghasilkan cairan yang kental dan kaya fruktosa. Ini membentuk sekitar 65-70 persen dari komposisi air mani.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warna putih air mani berasal dari sekresi kelenjar prostat yang mengandung enzim, asam sitrat, lipid, dan asam fosfatase. Ini membentuk sekitar 25-30 persen dari komposisi air mani. Setiap ejakulasi dikeluarkan sekitar 1 sendok teh cairan sperma, yang mengandung 200-500 juta sel jantan (spermatozoa). Ini membentuk sekitar 2-5 persen dari komposisi semen.

Produksi sperma adalah proses yang kompleks dan memerlukan fungsi normal dari testis, hipotalamus, dan kelenjar hipofisis, yaitu organ dalam otak penghasil hormon yang memicu produksi sperma.

Setelah sperma diproduksi di testis, tabung kecil mengangkutnya sampai bercampur dengan air mani dan diejakulasikan dari penis. Masalah dengan sistem ini dapat memengaruhi produksi sperma. Juga, ada masalah dari bentuk abnormal sperma (morfologi) atau gerakan (motilitas).

Beberapa penyakit dapat mengganggu produksi sperma, seperti dilansir dari Mayo Clinic, Senin (8/12):

1. Varikokel
Varikokel adalah pembengkakan pembuluh darah yang mengalir ke testis.

2. Infeksi
Beberapa infeksi dapat mengganggu produksi sperma dan kesehatan sperma, atau dapat menyebabkan jaringan parut yang menghalangi lewatnya sperma. Contohnya adalah infeksi menular seksual, seperti klamidia dan gonore, radang prostat (prostatitis), testis meradang karena gondongan (mumps orchitis), dan infeksi lain dari saluran kemih atau organ reproduksi.

3. Retrograde ejaculation
Retrograde ejaculation terjadi ketika air mani memasuki kandung kemih selama orgasme, bukan muncul dari ujung penis. Berbagai kondisi kesehatan dapat menyebabkan retrograde ejaculation, seperti diabetes, cedera tulang belakang, operasi kandung kemih, prostat atau uretra.

Obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan retrograde ejaculation, seperti obat tekanan darah yang dikenal sebagai alpha blocker. Beberapa pria dengan cedera tulang belakang atau penyakit tertentu tidak dapat mengejakulasikan air mani sama sekali, meskipun mereka masih dapat menghasilkan sperma.

4. Antibodi yang menyerang sperma
Antibodi anti-sperma adalah sel-sel sistem kekebalan tubuh yang keliru mengidentifikasi sperma sebagai penyerbu berbahaya dan berusaha untuk menghancurkannya. Hal ini terutama sering terjadi pada pria yang pernah menjalani vasektomi.

5. Tumor
Kanker dan tumor nonmalignant dapat memengaruhi organ-organ reproduksi laki-laki secara langsung, atau dapat memengaruhi kelenjar yang melepaskan hormon yang berkaitan dengan reproduksi (seperti kelenjar hipofisis).

6. Testis tidak turun
Selama perkembangan janin, satu atau kedua testis kadang-kadang gagal untuk turun dari perut ke dalam kantung yang biasanya berisi testis (skrotum).

7. Ketidakseimbangan hormon
Hipotalamus, hipofisis dan testis memproduksi hormon yang diperlukan untuk membuat sperma. Perubahan hormon ini, serta dari sistem lain seperti tiroid dan adrenal, dapat mengganggu produksi sperma.

8. Cacat saluran sperma
Tabung yang membawa sperma bisa rusak oleh penyakit atau cedera. Beberapa pria terlahir dengan sumbatan di bagian testis yang menyimpan sperma (epididimis) atau penyumbatan dari salah satu tabung yang membawa sperma dari testis (vas deferens). Pria dengan fibrosis kistik dan beberapa kondisi yang diwariskan lainnya dapat lahir tanpa saluran sperma sama sekali.

9. Cacat kromosom
Gangguan menurun seperti sindrom Klinefelter, di mana laki-laki lahir dengan dua kromosom X dan satu kromosom Y bukannya satu X dan satu Y, menyebabkan perkembangan abnormal dari organ reproduksi laki-laki.

Sindrom genetik lain yang terkait dengan infertilitas termasuk cystic fibrosis, sindrom Kallmann, sindrom Young, dan sindrom Kartagener.

10. Penyakit Celiac
Gangguan pencernaan yang disebabkan oleh kepekaan terhadap gluten, penyakit celiac, dapat menyebabkan infertilitas pria. Kesuburan mungkin membaik setelah mengadopsi diet bebas gluten.

(mer/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER