Jakarta, CNN Indonesia -- Titanic Golden Gate, begitu peristiwa tersebut dikenal. Kabut tebal pagi menutup udara pada 22 Februari 1901. Peristiwa mengerikan terjadi. Kapal SS City Rio de Janeiro menabrak batu bergerigi di Fort Point, dekat tempat berdirinya Golden Gate Bridge saat ini.
Nama jembatan masyur tersebut berasal dari Selat Golden Gate, yang kini menjadi nama gerbang masuk dari Samudra Pasifik menuju Teluk San Frascisco.
Kapal karam dalam waktu 10 menit. Menewaskan 128 dari 210 penumpang serta awak kapal. Kapal itu disesaki imigran yang sebagian besar berasal dari Tiongkok dan Jepang. Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Hong Kong berada di atas kapal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia tidak sendiri, istri dan dua anaknya ikut berada di kapal tersebut. Mereka hendak kembali ke Amerika Serikat. Seluruh keluarga tewas dalam tragedi tersebut.
Nelayan di sekitar kapal berusaha menyelamatkan korban yang berpegangan di perahu darurat dan kaparan kapal. Banyak nyawa hilang dalam tragedi kapal karam di Golden Gate tersebut. Kedua kapten kapal kapal turun menyelamatkan diri dengan kapalnya.
Mereka bersama seorang mualim atau navigator kapal dinyatakan bersalah karena kelalaian.
Gambar modern pertama kapal SS City Rio de Janeiro nahas itu dirilis. Gambar sonar rinci serta gambar tiga dimensi kapal SS City Rio yang diambil tersebut sangat menakjubkan. Salah satu misteri maritim besar dapat dipecahkan di perairan Kanada.
Bangkai sebetulnya kapal telah ditemukan tim penyelamat pada 1980-an. Meski demikian, lokasi yang tepat sulit ditentukan selama pencarian terbaru. Titik koordinat pada 1980-an tersebut tak sesuai dengan data sonar bangkai pemerintah Amerika di area itu.
Pendokumentasian kapal karam di kedalaman 287 kaki yang gelap dan air berlumpur dilakukan selama dua tahun oleh U.S. National Oceanic Atmospheric Administration's Office of National Marine Sanctuaries Maritime Heritage Program.
Penelitian tersebut dimaksud untuk mendokumentasikan bangkai kapal di Kawasan Rekreasi Nasional Golden Gate dan Teluk di Farallones National Marine Sanctuary.
“Kami melakukan eksplorasi di San Fransico Bay ini untuk mempelajari warisan maritim, serta menguji kemajuan terbaru teknologi. Kami ingin melindungi dan memahami cerita kaya yang ditemukan di bawah perairan Teluk,” kata James Delgado, direktur warisan maritim Kantor NOAA Perlindungan Laut Nasional, dalam siaran pers, seperti dikutip dari laman CNN.
Sejauh ini, pihaknya telah memetakan sembilan dari hampir 200 kapal, termasuk SS City of Chester, yang ditemukan kembali akhir tahun lalu di dekat kota Rio.
(win/mer)