Jakarta, CNN Indonesia -- Libur panjang akhir tahun sudah di depan mata. Waktunya bersantai di rumah atau mencari suasana baru di luar kota. Sebuah survei lama menyebut, mereka yang bisa memanfaatkan liburan dengan baik akan lebih produktif saat tiba waktunya bekerja. Sebab, liburan membuat relaks dan menurunkan stres. Tubuh pun lebih sehat.
Tapi di sisi lain, liburan juga bisa membuat malas bahkan sakit. Jika itu yang terjadi, jangan salahkan libur panjang. Anda harus mampu mengelola waktu libur sehingga tak terlalu melelahkan atau justru melenakan. Jangan sampai, usai libur Anda justru menemui dokter.
Berikut tips dari Ari Fahrial Syam, dokter penyakit dalam dari FKUI-RSCM, dalam keterangan tertulis yang diterima CNN Indonesia, Kamis (25/12)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaga makanan"
You are what you eat," tulis Ari. Sakit yang paling sering terjadi saat dan setelah liburan adalah gangguan pencernaan. Jika bukan maag yang kambuh, maka diare. Ari menerangkan, itu karena lazimnya orang tidak peduli soal konsumsi makanan dan minuman selama liburan.
Apalagi, Natal dan tahun baru waktunya berkunjung ke rumah saudara dan berpesta. Anda harus memerhatikan kebersihan makanan dan kualitasnya. Selain yang tidak higienis, penyebab diare biasanya makanan pedas atau
seafood yang tidak disimpan dalam kondisi beku.
Selain itu, makanan berlemak, kafein, dan cokelat yang dikonsumsi berlebihan juga bisa menyebabkan refluks, yakni balik arahnya isi lambung ke kerongkongan atau baliknya empedu dari usus dua belas jari ke lambung. Anda juga sebaiknya membatasi konsumsi manis dan asin.
Konsumsi air putihJangan mentang-mentang banyak makanan lezat tersaji selama liburan, lantas Anda terus-terusan mengunyah dan melupakan kewajiban mengonsumsi air putih delapan sampai 10 gelas per hari. Air sangat penting untuk tubuh, agar Anda terhindar dari penyakit seperti ginjal.
Kekurangan cairan tubuh hanya dua persen saja, sudah menyebabkan Anda kurang konsentrasi dan mudah mengantuk. Lebih tinggi, kekurangan sekitar lima persen, bisa menyebabkan sakit kepala. Kekurangan cairan di atas 10 persen jauh lebih bahaya lagi.
Lingkungan yang dingin, jika Anda berlibur ke gunung atau terus berada dalam ruangan berpenyejuk udara, bukan berarti tidak membuat dehidrasi. Rasa haus memang jarang muncul dalam kondisi itu, tetapi Anda tetap membutuhkan minimal dua liter air putih setiap hari.
Tetap olahragaLiburan memang waktu untuk bersantai dan malas-malasan, mumpung tidak terganggu beban pekerjaan. Tetapi, jangan lupa untuk tetap berolahraga. Apalagi jika Anda getol makan makanan manis, berlemak, dan berkolesterol tinggi saat liburan. Olahraga wajib hukumnya.
Itu yang biasanya meningkatkan berat badan selama liburan. Kelebihan berat badan berbahaya bagi kesehatan. Jika terus makan sambil duduk diam menonton televisi, membaca, atau bermain game
online, bisa-bisa Anda obesitas.
Ari menyarankan tetap berolahraga, apa pun bentuknya. Yang penting Anda melakukan aktivitas fisik. "Minimal jalan kaki selama minimal 30 menit tiap hari, agar tetap bugar dan sehat," ia menyarankan dalam rilisnya.
Antisipasi cuacaSesuaikan busana yang Anda bawa untuk berlibur, dengan cuaca atau kondisi setempat. Perubahan cuacana yang ekstrem juga bisa menyebabkan Anda jatuh sakit. Minimal flu, bahkan bisa sampai demam dan penyakit mengganggu lainnya. Jangan sampai, waktunya bekerja Anda malah izin sakit.
"Selama liburan kita harus mengantisipasi cuaca yang tidak bersahabat. Baju dingin atau sweater harus tetap dibawa jika berlibur, untuk mengantisipasi cuaca dingin yang terjadi tiba-tiba setelah cuaca panas," Ari menyampaikan.
Anda juga harus menyiapkan obat-obatan pribadi yang diperlukan selama liburan. Jangan mentang-mentang liburan, Anda lantas melupakan obat yang wajib dikonsumsi atau menjaga makanan sehat untuk menjaga stamina tubuh.
(rsa)