KULINER INDONESIA

Rempah Khas Indonesia 'Jalan-jalan' ke Belanda

Christina Andhika Setyanti | CNN Indonesia
Kamis, 15 Jan 2015 15:01 WIB
Kekayaan bumbu dan rempah Indonesia memang tak diragukan lagi. Untuk memperkenalkannya ke tingkat dunia, rempah Indonesia "jalan-jalan" ke Belanda.
Ethnic Food Europe 2015, rempah khas Indonesia diperkenalkan di Belanda (Dok. Indonesia Satu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kekayaan dan keragaman varian bumbu dan rempah-rempah Indonesia memang tak perlu diragukan lagi. Wilayah Sabang sampai Merauke memiliki berbagai kekhasan rempahnya masing-masing. Bumbu-bumbu khas ini pun bisa diolah menjadi aneka makanan yang istimewa.

Untuk memperkenalkan kekayaan bumbu dan rempah Indonesia, Kementerian Perdagangan yang didukung oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Belanda ikut berpartisipasi dalam Ethnic Food Europe 2015. Dalam siaran persnya, ini adalah kali pertama Indonesia ikut hadir dalam acara trading terbesar di bidang Horecava (Hotel, Restaurant, Catering dan Vakbeurs) ini.

Acara yang diselenggarakan oleh organisator Amsterdam Rai ini merupakan perhelatan perdagangan food service terbesar di Belanda yang diselenggarakan di International Hall terbesar di selatan kota Amsterdam, yakni Amsterdam Rai.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam acara yang berlangsung setiap tanggal 12-15 Januari 2015 ini, Indonesia menjadi negara pertama dari kawasan Benua Asia dan Afrika yang berhasil ikut serta di ajang perdagangan industri kuliner bergengsi tingkat internasional ini. Hal ini patut dibanggakan, karena di dalam industri kuliner, pagelaran Ethic Food Eropa 2015 menjadi kiblat tempat lahir sekaligus dikenalnya beragam pangan khas berbagai negara.

Acara yang diadakan satu tahun sekali ini setidaknya menghadirkan beberapa negara yang memamerkan olahan hasil bumi, produk makanan jadi, bumbu, dan rempah-rempah etnik. Ajang ini menjadi tempat bertemunya pembeli dan penjual sekaligus menjadi pintu masuk untuk terjadinya perdagangan antara negara dari berbagai belahan dunia yang bisa membantu perkembangan industri makanan dan minuman di masing-masing negara.

Rempah Indonesia yang dipamerkan di Belanda
Kehadiran area bumbu khusus Indonesia yang bernama Paviliun Indonesia untuk pertama di ajang ini merupakan sarana pembuktian pengakuan internasional pada kekayaan rempah, bahan baku, sekaligus makanan Indonesia yang memiliki identifikasi unik serta nilai budaya yang penting bagi di dunia.

Paviliun rempah Indonesia ini memiliki luas 60 meter persegi ini menghadirkan berbagai rempah, misalnya merica butiran, biji pala, kayu manis. Tak hanya sekadar memperkenalkan bumbu Indonesia kepada 14 ribu pengunjung yang datang setiap harinya, ajang ini juga menghadirkan pameran makanan khas Indonesia.

Paviliun Indonesia juga menghadirkan produk makanan organik dan rempah etnik dari Kampung Kearifan (Javara), dan bumbu olahan produk dalam negeri.

Selain itu, untuk memuaskan rasa keingintahuan masyarakat luar negeri akan makanan tradisional Indonesia, Paviliun Indonesia juga menghadirkan masakan khas minang. Beberapa di antaranya adalah aneka rendang telur, suwir, teri, belut, dan paru, produk olahan tuna dan makarel kalengan, sampai kopi luwak aneka rasa.

Acara yang diselenggarakan oleh Pan Premix Netherlands B.V bekerja sama dengan jaringan Indonesia Diaspora Network di Belanda dan organisasi Indonesia Satu yang menaungi deretan chef profesional Indonesia juga memberikan demo masak. Demo masak ini digawangi oleh chef profesional Indonesia yang tinggal di Negeri Kincir Angin ini. Sebut saja, chef Eduard Roesdi (chef owner Iboe Tjilik, Belanda), Didi Han (Senior Chef), serta Gentur Respati (Ambassador of Indonesia Chef Association - ICA-Belanda) dan Agus Hermawan (Executive chef restaurant Blauw).

(chs/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER