PENELITIAN KEDOKTERAN

Stres Menghalangi Anda Berempati Terhadap Orang Asing

Windratie | CNN Indonesia
Senin, 19 Jan 2015 09:40 WIB
Para mahasiswa diminta menilai rasa sakit dari teman atau orang asing yang tangannya dicelupkan ke air es selama 30 detik.
Ilustrasi perempuan menangis. (Thinkstock/ Chepko)
Jakarta, CNN Indonesia -- Stres merupakan alasan mengapa kita merasa sulit berempat dengan orang yang tidak dikenal. Hal tersebut diketahui setelah penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan Kanada dan Amerika Serikat. Sebuah tes terpisah dilakukan terhadap tikus dan manusia. Terlihat bahwa empati terhadap orang asing meningkat ketika hormon stres diblokir obat penenang.

Bermain video game yang menyenangkan dengan orang asing diketahui memiliki efek sama dengan obat penenang. Tim ilmuwan menerbitkan temuan mereka tersebut dalam jurnal Current Biology.

Dikutip dari laman resmi Current Biology, penelitian sebelumnya menunjukkan, kemampuan merasakan atau berbagi rasa sakit pada orang lain bukan sesuatu yang unik untuk manusia. Tikus pun bisa merasakan empati.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun untuk kedua spesies tersebut, empati akan lebih kuat terjadi antara mereka yang mengenal satu sama lain, tetapi empati tidak hadir antara mereka yang asing satu sama lain. Tingkat stres terbukti pula meningkat di kedua tikus dan orang-orang saat dihadapkan dengan orang asing.

Tikus dan manusia

Dalam penelitian itu, para ilmuwan memberikan tikus obat penghambat stres, dan menyaksikan respons mereka saat dihadapkan dengan tikus lain dalam rasa sakit.

Mereka menemukan, tikus menjadi lebih berempati dan lebih welas asih terhadap orang asing, bereaksi dengan cara sama terhadap tikus yang akrab. Saat tikus ditempatkan di bawah tekanan, mereka akan menunjukkan sedikit empati terhadap tikus lainnya yang sakit.

Tes yang dilakukan kepada mahasiswa, memakai obat yang sama, menunjukkan efek yang sama persis. Mereka diminta menilai rasa sakit dari teman atau orang asing yang tangannya dicelupkan ke air es selama 30 detik.

Siswa yang mengonsumsi obat dapat merasakan rasa sakit yang dirasakan oleh orang asing lebih dalam daripada mereka yang tidak memakai obat tersebut. Mereka menunjukkan ekspresi wajah yang lebih sedih, dan lebih sering menyentuh tangan mereka sendiri saat menonton orang lain dalam kesakitan.

Pemecah kebekuan

Jeffrey Mogil, profesor penulis penelitian dan neurolog dari McGill University di Montreal, Kanada, mengatakan, temuan timnya menunjukkan bahwa sistem stres di otak memiliki 'veto' pada sistem empati manusia.

“Namun beberapa orang menyadari bahwa ada respons stres ketika Anda berada di sebuah ruangan bersama orang yang Anda tidak kenal,” tambahnya. Dia menyarankan, kunci untuk mengurangi tingkat stres dengan cepat adalah dengan bermain permainan pemecah kebekuan sederhana.

Beberapa siswa yang tidak saling mengenal memainkan video game menyenangkan yang mengharuskan mereka bekerja sama untuk memainkan lagu-lagu terkenal.

“Saat hal tersebut dilakukan sebagai tes, tidak ada lagi stres,” kata Mogil. Menurutunya penelitian tersebut menarik, bahwa ada dampak stres pada empati tampaknya identik pada tikus dan manusia.

“Ketika berbicara tentang perilaku sosial, tikus sama seperti manusia juga."

(win/utw)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER