Alkisah, Diego Gualpa, seorang Indian, tersandung di Cerro Rico, Mount of Riches, pada 1545. Tak sengaja dia menemukan bijih perak pada bebatuan di bawahnya. Kota Bolivia tempat wilayah Potosi itu memiliki sekitar 3 ribu penduduk.
Dalam waktu relatif singkat, 65 tahun kemudian, penduduk membengkak jadi 160 ribu. Sebagian besar dari mereka adalah imigran.
Kota itu menimbun kekayaan di balik penderitaan para pekerja pribumi yang disebut mitayos. Sekitar 13 ribu pekerja dalam setahun lenyap di dalam perut gunung perak tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan risiko sebesar itu, mitayos menolak bekerja. Ribuan budak Afrika kemudian dikirim melintasi Atlantik. Mereka bekerja di dalam kegelapan.
Ada kira-kira 62 ribu ton perak yang ditambang selama 300 tahun. Menjadikan Potosi sebagai salah satu kota terkaya dan tercemar di dunia.
UNESCO mengatakan, rantai produksi secara keseluruhan terlestarikan bersama bendungan, saluran air, pusat penggilingan, dan pembakaran. Potosi menjadi contoh tambang perak raksasa yang ada di zaman modern.