Jakarta, CNN Indonesia -- Saat macet melanda Jakarta, mau tak mau Anda harus duduk berlama-lama di atas motor atau di belakang kemudi mobil. Selain melelahkan badan, kondisi tersebut ternyata juga bisa membahayakan buah zakar dan sperma.
Buah zakar atau testis berada di bagian bawah pangkal paha. Tentu ada alasan mengapa kelenjar yang memproduksi sperma ini disimpan di luar tubuh dalam kantong khusus, tidak seperti ovarium yang disimpan di dalam tubuh. Yaitu, supaya suhu testis lebih rendah daripada suhu internal tubuh sehingga produksi sel sperma berlangsung lebih optimal.
Testis manusia hanya dapat berfungsi dengan baik jika berada di tempat yang paling dingin dari seluruh tubuh. Karena itu, anatomi tubuh laki-laki dirancang untuk menciptakan jarak antara testis dan suhu inti tubuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Kalau naik motor terlalu lama dan di siang hari yang panas, maka buah zakar juga akan kepanasan. Akibatnya, produksi sperma akan terganggu,” ujar Ponco Birowo, dokter spesialis urologi dari RSCM saat dihubungi CNN Indonesia, Kamis (5/2).
Menurut Ponco, pada laki-laki yang memiliki kecenderungan pabrik sperma yang pas-pasan, terjebak macet dan duduk terlalu lama di atas motor bisa membuatnya kesulitan mendapatkan keturunan.
“Namun, tidak semua pria begitu. Kalau kondisi awal buah zakarnya baik-baik saja, ya tidak apa-apa. Banyak juga kan pemotor yang punya anak,” ujarnya menjelaskan.
Bahaya macet dan sperma ternyata tidak hanya mengancam para pemotor. Studi menemukan bahwa terlalu lama menyetir juga bisa merusak sperma. Terbukti, hasil studi menunjukkan pengemudi taksi memiliki kualitas sperma yang kurang baik dibandingkan pria yang bukan pengemudi taksi. Menariknya, semakin senior pengemudi taksi tersebut, semakin buruk kualitas spermanya, seperti dilansir dari buku
Buka Fakta! 101 Mitos Kesehatan karangan Nutrifood Research Center.
(Baca juga:
Terlalu Lama Menyetir Bisa Merusak Sperma)
Alasannya, posisi mengendarai mobil bisa meningkatkan suhu testis hingga 2 derajat Celsius. Padahal kenaikan suhu 1 derajat Celsius saja bisa mengurangi jumlah dan pergerakan sperma.
"Jika suhu testis dinaikkan hingga 37 derajat Celcius, produksi sperma berhenti. Ketika produksi terganggu, dampak negatifnya bisa berlangsung selama berbulan-bulan," kata Hal Danzer, MD, spesialis kesuburan di Los Angeles, seperti dilansir
Health.com."Paparan panas mendatangkan malapetaka pada kemampuan reproduksi seorang pria. Jumlah keseluruhan sperma menurun, begitu juga pegerakan dan bentuknya," kata Paul Shin, MD, urolog di Washington DC.
(mer)