Jakarta, CNN Indonesia -- Satu hari menuju Valentine, pasti beberapa dari Anda disibukkan membeli beragam hadiah untuk orang terkasih. Entah itu cokelat, perhiasan, atau sekadar kartu ucapan 'Selamat Hari Valentine'.
Pernahkah Anda berpikir siapa yang memulai tradisi memberi hadiah ini? Mengapa tradisi ini bisa ada sampai sekarang?
Tradisi memberi hadiah atau bertukar kartu ucapan dengan orang terkasih saat Hari Valentine ternyata sudah dimulai sejak abad ke-18 di Inggris. Kartun ucapan pun dibuat sendiri kala itu, tidak seperti sekarang yang tinggal membeli di toko lalu kirimkan lewat pos, atau bahkan hanya bertukar ucapan melalui ponsel maupun jejaring sosial. Kala itu, kartu ucapan dihiasi dengan renda dan pita.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk lambang cupid dan lambang hati yang identik dengan Hari Valentine dipopulerkan oleh orang Amerika. Di Negeri Paman Sam itu, tradisi memberikan kartu ucapan Valentine tidak populer, sebelum Ester A. Howland memproduksi kartu ucapan secara massal. Sejak saat itu pemberian kartu ucapan saat Valentine pun mulai banyak dilakukan. Menurut data dari
Greeting Card Association, 25 persen kartu yang dikirim setiap tahun merupakan kartu ucapan Valentine.
Sementara itu, sejarah Valentine yang memuat kisah kematian orang bernama Valentine akibat hukuman penggal pada tanggal 14 Februaru atau terkait perayaan tahunan Lupercalia, berupa pencambukan terhadap perempuan untuk meningkatkan kesuburan yang diperingati setiap tanggal 15 Februari, mulai dikaitkan dengan cerita romansa percintaan.
(Baca juga:
Kisah Tragis di Balik Perayaan Cinta Hari Valentine)
Menurut sarjana dari University of California, Los Angeles, pada masa abad pertengahan, Henry Ansgar Kelly menulis buku berjudul
Chaucer dan Cult of Saint Valentine. Buku inilah yang pertama kali mengaitkan hari kematian Valentine dengan kisah percintaan.
Buku
Chaucer dan Cult of Saint Valentine dibuat pada tahun 1381. Buku ini berisi puisi untuk menghormati pertunangan antara Raja Inggris Richard II dan Anne of Bohemia. Akhirnya momen puitis ini dijadikan sebagai hari perayaan. Perayaan yang bertepatan dengan musim kawin burung dan hari kematian Valentine akhirnya dikaitkan menjadi satu:
For this was on St. Valentine's Day, When every fowl cometh there to choose his mate. (mer/mer)