Jakarta, CNN Indonesia -- Namanya, NovoTTF-100A. Di kalangan para peneliti, perangkat ini dikenal sebagai 'topi anti-kanker'. Segera, dia akan membuktikan kemampuannya menyelamatkan hidup pasien tumor otak. Pada uji coba awal, perangkat ini dilaporkan meningkatkan kemampuan pasien bertahan hidup selama dua tahun hingga 50 persen.
Sebuah topi tengkorak putih yang dihubungkan dengan baterai. Perangkat yang telah dikembangkan selama lebih dari empat belas tahun ini dianggap sebagai pengobatan efektif baru untuk pasien kanker. Dengan perangkat ini, pasien tak perlu lagi dosis melemahkan dari konsumsi bahan kimia, radiasi, atau ahli bedah pisau.
Produsen, Novocure, mengatakan bahwa alat tersebut dapat membantu menyingkirkan seseorang dari penyakit kanker sambil bisa beraktivitas seperti biasa. Barangkali itu tidak terbukti benar, tetapi bukti awal menunjukkan pengobatan ini sangat efektif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cara kerja topi ini mencegah sel-sel kanker yaitu dengan membaginya memancarkan medan listrik, seperti gelombang, ke otak. Alat ini dikembangkan secara khusus untuk mengobati bentuk kanker otak pada orang dewasa terumum, yaitu glioblastoma.
NovoTTF-100A diciptakan untuk penyakit kanker otak dengan ramalan yang sangat buruk. Yakni, rata-rata harapan hidup hanya 14 bulan dari diagnosis, meskipun dengan perawatan kemoterapi dan radioterapi.
Sejumlah 315 pasien glioblastoma masuk dalam percobaan alat tersebut belum lama ini. Semua pasien juga menerima kemoterapi. Sebanyak 43 persen pasien yang memakai perangkat ini bertahan hidup setelah dua tahun kemudian, dibandingkan dengan 29 persen pasien yang tidak memakai.
Tumor glioblastoma yang telah diangkat juga butuh waktu lebih lama untuk tumbuh kembali, yaitu 7.1 bulan dibandingkan dengan empat bulan yang tidak memakai. Dari 20 pasien glioblastoma yang pertama kali diuji coba dengan versi awal perangkat, sebanyak empat pasien masih terus bertahan. Para ahli medis berkata, hampir semua pasien glioblastoma meninggal dalam waktu lima tahun.
Ariane (35) yang tinggal di Jerman adalah salah satu dari pasien pertama yang memakai topi. Dia didiagnosis hampir dua tahun lalu ketika hamil. Bayinya selamat, tetapi glioblastoma Ariane datang kembali, meski sejumlah operasi, kemoterapi, dan radioterapi telah dijalaninya. Saat ini, dia memakai perangkat tersebut, dan senang tak menderita efek samping kemoterapi.
“Saya melakukan segala sesuatu seperti yang kulakukan sebelumnya,” katanya seperti dilansir dari laman Brain Campaign. “Saya terus bermain dengan anak saya yang umurnya kini satu tahun. Saya pergi jalan-jalan, belanja, dan saya hanya perlu menempatkan baterai di kompartemen penyimpanan kereta.”
(win/mer)