Jakarta, CNN Indonesia -- Waktu mandi rupanya tak boleh disepelekan. Terutama bagi para orangtua yang memiliki anak bayi. Memandikan bayi harus dipahami sebagai aktivitas yang lebih dari sekadar ritual membersihkan tubuh sang buah hati.
"Mandi itu salah satu cara kita melakukan stimulasi multisensorik. Jadi, sambil diajak bicara, diajak bermain. Jangan ketika mandi ibunya diam saja," kata Rini Sekartini, pakar tumbuh kembang anak ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (26/2).
Dokter Anak dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) itu menjelaskan stimulus sensorik memegang peranan penting agar bayi dapat bertumbuh kembang dengan baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Rini memaparkan, stimulus sensorik memiliki lima dimensi yaitu stimulus visual, olfaktori atau penciuman, auditori atau pendengaran, kinestetik atau gerak, dan taktil atau sentuhan.
"Kalau diberi stimulasi secara bersamaan atau terintegrasi (multisensorik) akan memberikan manfaat yang lebih besar daripada diberikan satu per satu," kata dosen di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.
Ia menambahkan, stimulasi juga berhubungan erat dengan pembentukan ikatan atau bonding antara anak dengan orangtuanya, khususnya ibu.
"Berarti bonding-nya harus dengan orang tua, bukan orang lain. Yang utama dari stimulasi ini adalah kedekatan antara ibu atau orang tua dengan anaknya," ucap Rini.
Oleh karena itu, orangtua harus berani memandikan bayinya sendiri sebab waktu mandi bayi mendapatkan banyak stimulus. Dari situlah kedekatan akan terbangun.
Terkait hal tersebut, hasil penelitian yang dilakukan oleh Johnson's, salah satu perusahaan produk perawatan bayi, bekerja sama dengan Harris Poll menemukan fakta menarik seputar ritual memandikan bayi.
Data menunjukkan, 96 persen orangtua di Indonesia memahami waktu mandi sebagai waktu untuk membangun kedekatan dengan bayi. Meski demikian, di Indonesia terkadang peran memandikan bayi diberikan kepada orang lain.
Secara rinci, tugas memandikan bayi umumnya dilimpahkan kepada kakek-nenek (15 persen), pengasuh (11 persen), maupun anggota keluarga lainnya (8 persen). Di Tanah Air, saudara sekandung pun kerap dimandikan bersama (84 persen).
Di samping itu, pemberian stimulus multisensorik saat mandi juga memberikan banyak manfaat lain, misalnya merangsang perkembangan otak atau kognitif bayi sehingga tumbuh menjadi anak yang cerdas dan kreatif.
(win/utw)