Jakarta, CNN Indonesia -- Luka amat dekat dengan keseharian manusia, baik anak-anak, orang dewasa, maupun yang telah lanjut usia. Perawatan luka tentu bukan hal baru bagi masyarakat awam apalagi pekerja medis.
Sayangnya, di Indonesia masih ada salah kaprah perawatan luka. Salah satunya adalah membiarkan luka dalam kondisi kering. Itu biasanya terjadi karena penggunaan pembalut luka (
dressing) yang tidak tepat sehingga justru seringkali menimbulkan luka baru saat pelepasan atau penggantian
dressing.
"Sejak dulu banyak yang beranggapan bahwa luka harus dibuat kering. Padahal luka itu harus lembab. Tidak boleh basah namun tidak boleh juga kering," kata Adisaputra Ramadhinara, dokter spesialis luka yang telah tersertifikasi America Board of Wound Management, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adi menjelaskan, proses penyembuhan luka terjadi dalam tiga tahap. Pertama yaitu fase inflamasi. Fase tersebut terjadi pada saat luka kotor atau terinfeksi sehingga tubuh berusaha membersihkan bagian kulit yang terluka dari jaringan mati dan bakteri-bakteri.
Selanjutnya, tahap proliferasi. Ketika terluka, kulit mengalami kerusakan jaringan sehingga tubuh berusaha mengisi atau mengembalikan jaringan tersebut.
"Otomatis ada bagian tubuh yang rusak atau berlubang sehingga tubuh berusaha mengisinya. Yang bertanggung jawab mengisi itu adalah sel namanya
fibroblast. Sel tersebut berproliferasi atau membelah diri sehingga jaringan-jaringan baru terbentuk," kata Adi.
Ia melanjutkan, setelah jaringan baru yang disebut granulasi tumbuh, terjadi epitelisasi yakni fase menutup rongga yang terbuka. Setelah luka sembuh, ada fase
remodelling yaitu jaringan yang baru terus menerus memperbaharui diri sehingga semakin menyerupai jaringan kulit yang sehat alias tidak terkena luka.
"Di fase kedua saat fibroblast membelah diri, kelembaban berperan sangat penting. Kelembaban membuat fibroblast bekerja lebih baik sehingga pembentukan jaringan terjadi lebih cepat," tutur dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tersebut.
Oleh karena itu, penting untuk menjaga kelembaban luka agar proses penyembuhan terjadi lebih cepat. Perawatan luka dengan menjaga kelembaban dapat dilakukan dengan menggunakan
dressing yang tepat dan lebih modern. Makanya, metode ini sering disebut sebagai modern
dressing.
Meski harganya lebih mahal, dressing modern juga butuh waktu yang relatif lebih lama untuk diganti. Dengan demikian, menurut Adi, biaya perawatan total justru lebih efisien.
Selain itu, kelebihan lainnya Adi mengatakan, "Kalau pakai
dressing yang tradisional seperti kasa, rasa nyeri itu bisa terasa betul-betul. Sedangkan, perawatan modern
dressing tidak menambah nyeri."
"Intinya, jangan pernah sepelekan luka kalau tidak diatasi dengan benar ada resiko diamputasi. Ingat bahwa luka harus lembab," tandas dokter tersebut mantap.
(utw/utw)