Jakarta, CNN Indonesia -- Selain plastik, styrofoam juga salah satu bahan yang banyak merugikan lingkungan. Namun, hal tersebut sebetulnya bisa dihindari apabila pengguna tahu bagaimana cara mengolahnya.
Rahyang, pelaksana harian gerakan Diet Kantong Plastik memberikan tips dalam mengelola styrofoam. Menurutnya, sangat disarankan agar styrofoam tidak dibakar atau dipendam di dalam tanah.
Ketua Gropesh, komunitas orang-orang muda yang peduli terhadap sampah, Christien Agnes menjelaskan alasannya. “Bahan kimia yang terkandung dalam styrofoam tidak bisa hancur, dan asapnya pun akan mengganggu ozon pada bumi,” kata Agnes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Disarankan, styrofoam tersebut dihancurkan kemudian diberdayakan kembali, misalnya dengan membungkusnya dalam sebuah kain, kemudian dijahit, dan hasilnya bisa menjadi boneka bantal,” kata Agnes sambil menunjukkan contoh hasil boneka tas yang dibuatnya.
Ada pula sosok Nadine Zamira. Perempuan yang mendapat gelar sebagai Miss Earth 2009 saat ini sedang menggalakkan kampanye 'peduli lingkungan hidup'. Nadine yang juga pendiri Leaf Plus, lembaga konsultasi komunikasi lingkungan hidup, tersebut kini tengah bergerak pada komunitas-komunitas di Indonesia, khususnya Jakarta.
Nadine berharap agar pemerintah dapat mengeluarkan peraturan yang dapat meningkatkan kepedulian masyarakat untuk tidak menggunakan plastik.
“Secara keseluruhan, masyarakat diharapkan dapat mengolah sampah rumah tangga. Setidaknya sampah yang dihasilkan dari masing-masing tempat tinggal,” kata Nadine menjelaskan.
(Baca juga:
Menyulap Material Sampah Jadi Fesyen Berseni Tinggi)
(win/win)