Perbedaan Ilmiah Cara Pria & Wanita Memandang Perselingkuhan

Utami Widowati | CNN Indonesia
Kamis, 05 Mar 2015 07:19 WIB
Dulu ada yang mengatakan dalam beberapa hal, ‘perempuan itu berasal dari Venus dan pria dari Mars’.
Ilustrasi perselingkuhan (Thinkstock/Hongqi Zhang)
Jakarta, CNN Indonesia -- Dulu ada yang mengatakan dalam beberapa hal, ‘perempuan itu berasal dari Venus dan pria dari Mars’. Ini adalah ungkapan yang menunjukkan betapa berbedanya perempuan dan lelaki, yang kemudian banyak dikritik sebagai pandangan yang seksis.

Namun penelitian terbaru menemukan pandangan itu ada sedikit benarnya. Setidaknya dalam hal bagaimana pria dan wanita memandang perselingkuhan.

Seperti dilansir Huffington Post, penelitian terbaru menyimpulkan bahwa pada pasangan heteroseksual, rata-rata pria cenderung mudah bersedih jika dihadapkan pada masalah ketidaksetiaan seksual. Sementara pada wanita lebih merasa terganggu secara emosional, akibat perselingkuhan itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penelitian itu, baru-baru ini dipublikasikan di Journal Archives of Sexual Behavior, berdasarkan survei terhadap 63.894 orang gay, lesbian, biseksual dan heteroseksual yang mengunjungi situs msnbc.com di tahun 2007.

Kata kunci dari survei tersebut adalah, ”Ambil waktu sebentar untuk membayangkan mana situasi berikut yang paling membuat Anda sedih atau stres.”

Responden bisa memilih jawaban seperti: “Anda menemukan pasangan Anda memiliki hubungan seksual dengan orang lain (tapi tak jatuh cinta pada orang itu)” atau “Anda menemukan pasangan Anda jatuh cinta pada orang lain (tapi tidak melakukan hubungan seksual dengannya)”

Jawaban responden pria dan wanita sungguh berbeda. Untuk orang heteroseksual, 54 persen pria cenderung lebih mudah sedih jika pasangan wanitanya melakukan perselingkuhan seksual dibanding perselingkuhan emosional. Sementara hanya 35 persen wanita yang mengakui hal yang sama.

Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa separuh dari pria heteroseksual juga lebih terganggu oleh ketidaksetiaan secara seksual dan hanya 30 persen dari semua perempuan yang merasakan hal yang sama.

Jadi apakah pria memang makhluk yang berbeda? Menurut ahli evolusi psikologi, ketidakpastian paternal adalah pemicunya. Ketika terungkap sebuah perselingkuhan, pria selalu tidak merasa yakin bahwa mereka adalah ayah dari anak-anak pasangannya. Meski mereka bisa memenuhi kebutuhan keluarga dalam jangan waktu panjang.

Kecemburuan pria bisa memicu respons untuk memastikan bahwa pasangannya hanya melahirkan anak-anak dari keturunannya.

Sementara pada wanita heteroseksual, biasanya lebih peduli pada perselingkuhan emosional, karena bisa membahayakan masa depan keturunan mereka. Berdasarkan perspektif evolusi, perempuan punya tugas untuk menjaga anak-anak sejak mengandung hingga tumbuh besar. Jadi mereka harus menjaga juga aspek emosi anak-anaknya.

Jika ayah mereka jatuh cinta dengan wanita lain, dia sangat mungkin meninggalkan keluarganya dan mengabdikan diri secara emosional dan material pada wanita baru. Ini berbahaya untuk anak-anak dari sang wanita.

Tentu saja ini baru dugaan, bahkan David Frederick, asisten profesor psikologi di Chapman University dan salah satu penulis penelitian itu mengatakan lingkungan sosial bisa dimanipulasi untuk memengaruhi sistem mental untuk memberikan jawaban pilihan.

“Tapi pria memang lebih melihat perselingkuhan wanita sebagai cacat pada ego mereka. Sementara wanita memandang perselingkuhan secara lebih menyeluruh,” kata Robert Weiss, pekerja sosial dan direktur program kelainan seksual dan keintiman di pusat penanganan Element Behavioral Health.

“Untuk perempuan, jika prianya terlibat secara emosi dengan orang lain, itu akan membahayakan seluruh kehidupannya,” kata Weiss. “Mereka akan memikirkan anak-anaknya, keluarganya, pernikahannya, rumahnya, keuangannya — perempuan berpikir lebih luas saat memutuskan ‘bagaimana saya akan melindungi keluarga saya dan diri saya sendiri’?”

Perlu juga dicatat tetap ada pria di penelitian ini yang bersedih atas perselingkuhan secara emosional dan perempuan yang lebih bersedih akibat perselingkuhan seksual. Dari pada mempertentangkan keduanya mungkin lebih baik menggunakan hasil penelitian ini untuk mencoba lebih empati terhadap perasaan pasangan.

(utw/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER