Jakarta, CNN Indonesia -- Kebutuhan cairan yang berbeda-beda untuk setiap orang cukup menyulitkan untuk mengetahui takaran yang pas untuk mencegah kekurangan cairan yang bisa berdampak buruk bagi kesehatan.
Takaran dua liter atau delapan gelas air putih per hari pun ternyata hanya asumsi kebutuhan cairan pada orang dewasa. Padahal, banyak faktor yang memengaruhi jumlah kebutuhan cairan dalam tubuh manusia, seperti usia, berat bedan, jenis kelamin, aktivitas, suhu tubuh atau lingkungan sekitar, penyakit, bahkan status sebagai ibu hamil dan menyusui juga turut memengaruhi.
Namun, secara umum, ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk untuk mengetahui jumlah cairan yang diperlukan tubuh dalam keadaan normal setiap harinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari buku berjudul
Pedoman Kebutuhan Cairan Bagi Pekerja Agar Tetap Sehat dan Produktif yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan bekerjasama dengan Persatuan Dokter Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI), ada dua cara menghitung kebutuhan cairan tubuh, yaitu dengan mengetahui kebutuhan energi maupun dengan menggunakan berat badan.
Untuk energi sebesar 1 kilokalori (kkal), dibutuhkan 1 mililiter (mL) air. Hal ini berarti, jika seseorang memiliki kebutuhan energi 1.800 kkal, berarti kebutuhan akan cairan sebesar 1x1.800 = 1.800 mililiter atau setara dengan 1,8 liter air.
Jika ditinjau dari berat badan, bisa menggunakan rumus sebagai berikut. Untuk 10 kilogam pertama berat badan, butuh 1 liter air. Untuk 10 kilogram kedua, membutuhkan 500 mililiter air. Sisanya, untuk setiap kilogram berat badan membutuhkan 20 mililiter air.
Apabila seorang memiliki berat badan sebesar 60 kilogram, 10 kilogram pertama ia harus menyediakan 1 liter air, 10 gram kedua, 500 mL air, sementara 40 kilogram lainnya membutuhkan 800 mL air. Jadi kebutuhan air secara keseluruhan untuk orang dengan berat badan 60 kilogram adalah 2,3 liter per hari.
(utw/mer)