Jakarta, CNN Indonesia -- Dua remaja laki-laki duduk berlawanan di sofa berbeda. Keduanya berlainan hampir di setiap sisi. Di sebelah kiri adalah James. Dia hitam, homoseksual, senang berteman, juga seorang terpelajar. Musim panas mendatang, dia akan masuk universitas.
Sementara, Daniel yang duduk di sebelahnya berkulit putih. Dia 'lurus', pemalu, dan tidak tertarik apalagi menikmati sekolah sama sekali. Daniel mengambil General Certificate of Secondary Education, berharap langkah berikutnya magang di bidang teknik dapat tercapai.
Mengingat betapa bertentangannya mereka, ada satu hal yang benar-benar mengejutkan tentang James dan Daniel. Mereka adalah anak kembar. Lahir pada 27 Maret 1993, putra dari Alyson dan Errol Kelly ini tinggal di London.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak awal, sudah jelas bagi setiap orang bahwa mereka adalah kembar tidak identik. “Mereka seperti kapur dan keju,” kata Alyson. “Sulit dipercaya mereka bersaudara, apalagi kembar.”
Warna kulit James dan Daniel adalah bukti paling nyata, luar biasa besar perbedaannya. “Saat James lahir dia mirip sekali seperti Errol, saya ingat rambutnya yang keriting dan berpikir 'dia mirip sekali seperti ayahnya. Dua jam setelahnya Daniel lahir, dan betapa mengejutkan! Dia sangat putih dan keriput, dengan rambut piral ikalnya.”
Itu bukan kejadian luar biasa pertama yang mengejutkan Alyson dan Errol. Daniel dan James adalah pasangan ke-3 dari anak kembar yang lahir di keluarga itu. Sebelumnya Errol dan Alyson masing-masing telah memiliki anak kembar dari pasangan mereka sebelumnya.
Pasangan kembar pertama Errol adalah kembar fraternal laki-laki, Shane dan Luke, yang kini berumur 21 tahun. Sementara Alyson sebelumnya telah memiliki anak kembar identik laki-laki, Charles dan Jordan (20).
Satu-satunya yang tidak kembar di rumah itu adalah anak bungsu Alyson dan Errol, putri satu-satunya, Katie (14). “Setidaknya kehidupan menjadi sedikit lebih mudah oleh kenyataan bahwa kita selalu memiliki dua dari segala sesuatu.”
 James dan Daniel Kelly, kembar yang berbeda warna kulit. (CNN Indonesia Internet/Martin Godwin) |
Namun, memiliki anak kembar yang sangat berbeda, satu berkulit hitam dan satu berkulit putih akan membuat keluarga ini lebih mudah dikenal, kemana pun mereka pergi. “Kami pergi berlibur, dan orang-orang berkata, 'apakah salah satunya adalah teman yang Anda bawa?' “ kata Alyson seperti dilansir dari laman The Guardian.
Bagi Errol respons orang asing lebih sulit diterima. “Mereka tidak mengatakan apa-apa tapi saya tahu apa yang mereka pikirkan,” kata Errol.
Lantas, bagaimana hal itu bisa terjadi pada pasangan berkulit hitam dan putih ini, sementara anak-anak kembar Alyson dan Errol sebelumnya semua berkulit hitam?
Penjelasan di balik kembar hitam dan putihJim Wilson, ahli genetika dari Universitas Edinburgh menjawab kejadian langka tersebut. Pertanyaan pertama Jim adalah, “Darimana Errol berasal?” Errol adalah Jamaika, dan menurut Jim itu adalah penjelasan mendasar.
“Bukan hal yang tidak mungkin bagi seorang ayah Afrika berkulit hitam dan ibu berkulit putih memiliki anak berkulit putih. Orang-orang Afrika hanya akan membawa varian gen kulit hitam dalam DNA-nya, sehingga tidak akan memiliki DNA Eropa dengan varian kulit putih untuk diwariskan,” katanya menjelaskan.
“Namun, kebanyakan orang Karibia meskipun berkulit hitam memiliki DNA Eropa karena pada masa perbudakan, banyak pemilik perkebunan memperkosa budak perempuan, dan memperkenalkan DNA Eropa ke dalam kolam gen hitam mereka.”
“Meski hanya sedikit, DNA Afrika akan membuat seseorang berkulit hitam. Agar berkulit putih, anak harus memiliki warisan DNA Eropa dari ayah dengan varian kulit putihnya. DNA Eropa dari ibu akan menyebabkan anak berkulit putih. Sementara, saudaranya yang berkulit hitam, mewarisi lebih dari DNA Afrika ayahnya.”
“Ayah yang berdarah Karibia memiliki lebih sedikit DNA Eropa dari DNA Afrika, sehingga lebih mungkin dia akan menyampaikan DNA Afrika. Namun, sangat jarang terjadi, hanya satu dari lima ratus pasangan kembar di mana ada campuran genetik,” tutur Jim.
“Ayah akan mewarisi banyak DNA orang Eropa kepada satu anak, dan lebih banyak DNA orang Afrika pada yang lain. Hasilnya, satu anak berkulit putih dan satu anak berkulit hitam.”
(win/mer)