Jakarta, CNN Indonesia -- Janin yang diangkat saat masih berada dalam rahim, dalam istilah medis dikenal sebagai prosedur aborsi, sedang diselidiki sebagai sumber organ vital bagi pasien yang membutuhkan.
Para peneliti dari Universitas Duke di North Carolina telah menanamkan dan menginkubasi organ janin manusia dari bayi aborsi ke dalam binatang. Mereka mengembangkan organ-organ tersebut sampai ukuran terbesar untuk dapat digunakan dalam pengobatan konvensional.
Penelitian kontroversial tersebut melibatkan pembedahaan organ vital, seperti ginjal dari bayi yang digugurkan. Ginjal tersebut lalu ditanamkan ke dalam tubuh tikus, contohnya, sebagai alat untuk mengembangkan ukuran organ.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah beberapa bulan penyediaan organ-organ berukuran sangat kecil itu, melalui pembuluh darah rekayasa yang diatur secara hati-hati untuk tekanan dan aliran yang tepat, organ kemudian dipanen setelah mereka mencapai ukuran dan volume yang diinginkan.
“Tujuan jangka panjang kami menumbuhkan organ tubuh manusia pada hewan adalah untuk mengakhiri kekurangan donor pada manusia,” ujar Eugene Gu, mahasiswa kedokteran di Duke dan pendiri Ganogen Inc perusahaan perintis bioteknologi, seperti dilansir laman Natural News.
Hewan sebagai mesin produksi organ manusiaDipublikasikan di American Journal of Transplantation, studi yang sedang dilakukan itu menunjukkan bahwa sangat mungkin menumbuhkan organ hidup di dalam tubuh hewan.
Apakah organ-organ sintetis tersebut dapat diterima oleh tubuh donor manusia yang sebenarnya masih belum diketahui. Namun, para ilmuwan percaya, konsep ini menjanjikan untuk mencapai tujuan mereka.
Peneliti mendapatkan ginjal janin manusia dari Stem Express, perusahaan di California yang memasok berbagai jaringan yang didapatkan baik dari janin yang digugurkan dan orang dewasa. Gu dan rekan-rekannya lalu menanamkan organ tersebut ke dalam tikus yang sengaja dibesarkan tanpa sistem kekebalan tubuh.
Jika tikus memiliki sistem kekebalan tubuh, mereka lebih mungkin menolak organ asing. Untuk mengatur tekanan darah dengan cara yang sama seperti tubuh manusia, tim melakukan jahitan yang tiga sampai empat kali lebih kecil dari lebar rambut manusia di sekitar pembuluh darah tikus.
Setelah sekitar satu bulan dari budidaya, tim menggantikan beberapa ginjal hewan dengan ginjal dari janin yang digugurkan. Tikus-tikus yang menerima transplantasi ginjal bertahan selama rata-rata empat bulan, satu ekor tikus bertahan selama sepuluh bulan.
(win/mer)