Jakarta, CNN Indonesia -- Para ilmuwan menemukan jumlah bahan kimia tak terhitung pada racun laba-laba. Mereka mengidentifikasi tujuh senyawa yang menghalangi kemampuan tubuh melewatkan sinyal rasa sakit ke otak.
Dalam penelitian tersebut mereka mengatakan, suatu hari nanti racun laba-laba dapat menjadi kelas baru obat penghilang rasa sakit yang kuat. Para ilmuwan meneliti sekitar 126 spesies laba-laba. Mereka mencari molekul dalam racun laba-laba yang menghalangi aktivitas saraf, khususnya yang disebut sebagai 'saluran Nav1.7'.
Satu dari lima orang di seluruh dunia menderita sakit kronis dan perawatan nyeri yang seringkali gagal memberikan bantuan jangka panjang. Beban ekonomi yang besar menambah sulitnya penyembuhan berbiaya sebesar US$ 600 miliar atau Rp 7,7 triliun per tahun di Amerika saja itu.
Seseorang merasakan sakit di bagian tubuh mereka ketika saraf daerah yang terkena mengirim sinyal ke otak melalui jalur nyeri. Jalur tersebut yang berusaha diganggu oleh para ilmuwan saat mencari potensi obat sakit baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
“Senyawa yang menghalangi, saluran Nav1.7, adalah senyawa dengan kepentingan tertentu,” kata pemimpin penelitian Glenn King di Universitas Australia Queensland seperti dilansir dari laman Reuters.
Ratusan spesies laba-laba di dunia Dia berkata jika penelitian sebelumnya telah menemukan pengabaian rasa sakit di antara orang-orang yang kekurangan saluran Nav1.7. Disebabkan karena mutasi genetik yang terjadi secara alami. Akibatnya, menghalangi saluran yang berpotensi mematikan rasa sakit pada seseorang dengan jalur normal.
Pencarian obat pembunuh rasa nyeri ini difokuskan pada 45 ribu spesies laba-laba di dunia. Banyak di antaranya membunuh mangsa dengan racun yang berisi ratusan bahkan ribuan molekul protein. Sementara, beberapa memblokir aktivitas saraf.
“Perkiraan konservatif menunjukkan bahwa terdapat sembilan juta peptida racun laba-laba. Hanya 0,01 persen dari lanskap farmakologi luas ini telah dieksplorasi sejauh ini,” kata Julie Kaae Klint salah satu rekan peneliti.
Peneliti membangun sistem yang secara cepat menganalisis senyawa racun laba-laba. Mereka menyaring racun 206 spesies laba-laba, dan menemukan 40 persen racun mengandung sedikitnya satu senyawa yang memblokir saluran Nav1.7 pada manusia.
Dari tujuh senyawa yang menjanjikan mereka mengidentifikasi, satu senyawa sangat ampuh dan memiliki struktur kimia yang disarankan, yakni dengan stabilitas termal dan biologis yang dibutuhkan untuk membuat obat.
“Obat baru dari jenis alami ini membawa harapan terhadap percepatan obat baru penghilang rasa sakit,” kata Klint.
(win/utw)