Tamu Mengibaratkan Restoran Mewah dengan Kenikmatan Seksual

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 06 Mar 2015 12:48 WIB
“Semakin mahal restoran, semakin besar kemungkinan orang menggambarkan makanan dalam hal seks.”
Sebagian besar orang mengasosiasikan kemewahan restoran yang mahal dengan kenikmatan seksual. Sementara, menikmati kelezatan makanan di restoran murah diibaratkan seperti kecanduan obat dan trauma. (CNN Indonesia internet/ Jay Wennington)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sebagian besar orang mengasosiasikan kemewahan restoran yang mahal dengan kenikmatan seksual. Sementara, menikmati kelezatan makanan di restoran murah diibaratkan seperti kecanduan obat dan trauma. Laporan tersebut berdasarkan penelitian sejumlah ilmuwan.

Pengunjung  di restoran mewah memuji hidangan dengan sebutan 'pastri orgasmik' dan 'foie gras menggoda'. Sementara, pelanggan dari restoran yang kurang menyehatkan menilai makanan mereka dengan menyatakan ungkapan 'kentang goreng seperti retak' atau 'kecanduan sayap'.

Temuan tersebut berasal dari analisis bahasa pada sekitar 900 ribu ulasan online di 6500 restoran di tujuh kota Amerika Serikat. Penelitian membandingkan kata-kata yang digunakan orang dalam memberikan ulasan yang baik dan buruk, serta penilaian berapa bintang yang mereka berikan kepada restoran.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

“Semakin mahal restoran, semakin besar kemungkinan orang menggambarkan makanan dalam hal seks,” kata Dan Jurafsky, profesor linguistik di Universitas Standford, California, mengatakan kepada peserta konvensi American Association for the Advancement of Science di San Jose.

Jika menyukai restoran yang sangat mahal, orang akan menggunakan kata-kata seperti 'orgasmik', 'sensual', dan 'seksi'. “Favorit saya adalah 'perut babi goreng yang sangat nakal', kata Profesor Jurafsky berguyon.

Jurafsky mengatakan, bahwa para ilmuwan tidak punya jawaban meyakinkan mengapa itu terjadi. “Barangkali kita mengasosiasikan berkencan dengan restoran mahal.” Baik laki-laki ataupun perempuan menggunakan bahasa seks di restoran mahal.

Sebaliknya, kata-kata yang digunakan untuk menggambarkan restoran murah adalah bahasa seperti 'mengidam', 'obat', 'retak', dan 'heroin'. Saat membicarakan kentang goreng, pizza, dan cokelat mereka menggunakan bahasa seperti 'obat', katanya dalam pertemuan tersebut.

Menurutnya, perempuan lebih mungkin menggambarkan makanan dengan kecanduan. Lelaki, menariknya, lebih sering menggunakan bahasa trauma pada ulasan restoran bintang satu.

Trauma pengalaman restoran yang buruk dikomunikasikan menggunakan orang ketiga jamak, seperti 'kita' dan 'kami'. Kata tersebut menekankan sifat kolektif pengalaman, kata profesor Jurasky.

Bahasa orang saat mengulas restoran berbintang satu adalah menggunakan bentuk lampau daripada bentuk 'sekarang'. Ulasan mereka banyak menggunakan kata ganti dan menyebutkan orang lain. Mereka menggunakan kata 'kita' dan 'kami'.

Literatur ilmiah sebelumnya telah menunjukkan, penggunaan bahasa tersebut adalah karakteristik orang-orang yang mengalami trauma, katanya menjelaskan.

(Baca juga: Hasil Penelitian: Nama Makanan Rumit Pertanda Restoran Mahal)

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER