Penyebab Autisme Dapat Dipastikan Faktor Genetik

Windratie | CNN Indonesia
Jumat, 06 Mar 2015 17:00 WIB
Studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry menemukan bahwa gen lah yang bertanggung jawab terhadap sifat autis dan perilaku pada populasi secara umum.
Autisme hampir seluruhnya berasal dari genetik, menurut laporan penelitian terbaru, dengan 74 sampai 98 persen kasus berawal dari biologis. (Thinkstock/bugphai)
Jakarta, CNN Indonesia -- Autisme hampir seluruhnya berasal dari genetik, menurut laporan penelitian terbaru, dengan 74 sampai 98 persen kasus berawal dari biologis.

Penelitian yang dilakukan oleh Medical Research Council itu meneliti sekitar 516 kembar. Ditemukan, tingkat Autism Spectrum Disorder (ASD) lebih tinggi pada kembar identik yang berbagi  DNA sama.

Itu artinya, kondisi ini jauh karena diwariskan dari yang diduga sebelumnya. Studi yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Psychiatry ini juga menemukan bahwa gen lah yang bertanggung jawab terhadap sifat autis dan perilaku pada populasi secara umum.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beata Tick penulis utama penelitian mengatakan, “Temuan utama kami, terdapat unsur heritabilitas yang tinggi pada ASD (Autism Spectrum Disorder). Hasil tersebut menunjukkan besarnya efek genetik pada ASD, di samping adanya peningkatan dramatis prevalansi gangguan selama 20 tahun terakhir.”

“Mereka juga mengonfirmasi bahwa faktor genetik menyebabkan berbagai sifat autistik dan perilaku pada populasi umum.”

Para peneliti menganalisis data dari berbagai populasi yang melibatkan pasangan kembar yang dibesarkan serumah oleh orang tua yang sama. Mereka mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengesampingkan dampak dari faktor lingkungan sepenuhnya.

Profesor Patrick Bolton, salah satu peneliti menjelaskan, “Perbandingan kembar identik dan non-identik adalah cara mapan untuk menjelaskan sejauh mana pengaruh genetik dan lingkungan dalam autisme.” 

“Aspek baru dalam penelitian ini adalah dimasukkannya kembar terlepas dari apakah mereka memiliki diagnosis klinis,” kata Patrick seperti dilansir dari laman Independent. Sehingga memungkinkan para peneliti mendapat gambaran lebih akurat. Yakni bagaimana pengalaman lingkungan anak dan faktor genetik berpengaruh pada ASD. Serta ekspresi halus keterampilan dan perilaku autis.

Francesca Happe, dokter yang juga peneliti dalam studi ini mengatakan, tingkat autisme yang lebih tinggi dari beberapa tahun terakhir bisa mendapat diagnosis yang lebih tepat. Gangguan dengan spektrum yang bervariasi antar orang tersebut, sebelumnya digolongkan sebagai ketidakmampuan belajar. Juga, tidak diakui sebagai autisme.

“Kami menemukan faktor lingkungan yang lebih kecil. Hal tersebut penting karena beberapa orang tua khawatir apakah hal-hal seperti polusi tinggi menyebabkan autisme,” ucapnya.

(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER