Tak Makan Apapun Selama 7 Tahun Karena Penyakit Langka

Windratie | CNN Indonesia
Rabu, 11 Mar 2015 13:03 WIB
Nicola Nichols didagnosis dengan gastroparesis di mana otot-otot perut lumpuh sehingga tidak bisa menelan makanan dan minuman. Ajaibnya, dia tetap hidup.
Nicola Nichols (25) asal kota Bolton, Inggris, terserang penyakit ringan yaitu flu manusia pada 2008 silam. Semenjak itu, dia tidak bisa menelan makanan atau minuman. Sampai akhirnya dokter mendiagnosisnya dengan gastroparesis. (Thinkstock/AdrianHancu)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang ibu tidak makan selama tujuh tahun. Dia menderita kondisi langka yang membuat perutnya lumpuh.

Nicola Nichols (25) asal kota Bolton, Inggris, terserang penyakit ringan yaitu flu manusia pada 2008 silam. Semenjak itu, dia tidak bisa menelan makanan atau minuman. Sampai akhirnya dokter mendiagnosisnya dengan gastroparesis.

Kondisi di mana otot-otot perut lumpuh, yang berarti makanan di dalam perut tidak dapat dikosongkan dengan benar. Ajaibnya, dia tetap hidup dengan kantung makanan dan glukosa yang menyediakan energi ke tubuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat pernikahannya dengan seorang pekerja IT, Ben (27), tak ada makanan yang mampu dimakannya. Dia sudah paham kondisi kesehatannya tersebut membuatnya tidak akan bisa makan lagi.

Nichols berkata, “Saya tidak bisa menekankan betapa ringan flu tersebut, saya menyebutnya flu manusia.” Di saat yang sama ibu dari Nichols juga terserang flu, tapi flu yang dialami Nichols hanya sedikit berbeda.

“Tapi begitu saya muntah, ada rasa sakit yang melumpuhkan, dan saya tidak bisa berhenti muntah sejak itu,” katanya seperti dilansir dari laman Parentdish.  

Nichols masih membuatkan makanan untuk anaknya. “Baunya tercium hebat, tetapi jika mencoba satu gigitan saja penyakit ini akan melumpuhkan saya.”

Berat tubuhnya menurun drastis dari 57 kilogram menjadi hanya 44 kilogram. Usahanya menaikkan kembali berat badan dengan mengonsumsi makanan membuatnya memuntahkan apa pun yang dia konsumsi.

Didiagnosis gastroparesis

Masalah Nichols ini bermulai saat dia berusia 18 tahun. Perutnya berhenti berfungsi setelah serangan flu dua tahun sebelumnya. Membuatnya tidak mampu menelan makanan atau cairan yang masuk ke tubuhnya.

Dalam sehari dia bisa muntah sampai 50 kali. Namun, saat itu dokter menduga Nichols hanya mengalami gangguan makan. Akhirnya, pada 2008 dia didiagnosis dengan gastroparesis. Yaitu, kondisi di mana terdapat masalah pada saraf atau otot perut. Artinya, perut tidak dapat mengosongkan diri dari makanan dengan baik.  

Penyakit ini disebabkan oleh kerusakan saraf vagus yang bertugas mengatur sistem pencernaan. Saat saraf tersebut rusak, otot-otot di perut dan usus berhenti bekerja. Mencegah makanan bergerak melalui sistem pencernaan dengan benar.

Kondisi ini biasanya disebabkan oleh diabetes, parkinson, atau komplikasi karena operasi. Namun, terkadang, tidak ada penyebab yang jelas. Seperti penderita yang mengeluhkan kondisi tersebut setelah terserang flu, virus, keracunan makanan, atau setelah minum antibiotik.

Nichols dilengkapi dengan alat pacu jantung gastro, sebuah perangkat logam yang dipasang di perut. Alat itu berfungsi mengirimkan sinyal listrik ke otot-otot perut agar dapat bekerja kembali.

Namun, langkah darurat tersebut gagal dan dia menderita gagal usus. Ususnya tidak bisa mencerna makanan dan menyerap cairan yang diperlukan tubuhnya untuk hidup. Makanan yang dia asup harus langsung masuk ke dalam aliran darahnya dengan nutrisi parenteral total (TPN).

Kantung penyokong hidup

Sebuah kantung tiga liter khusus dan pompa memberikan nutrisi selama dua belas jam setiap malam. Dia memakai kantung makanan dua hari selama satu minggu, dan kantung glukosa lima hari dalam seminggu. Keduanya harus disimpan antara dua dan delapan derajat.  

“Tas harus disimpan dalam lemari es antara suhu dua sampai delapat derajat, semua harus sangat bersih,” ucap Nichols bercerita.

“Ini lucu, mereka membatasi hidup Anda, tapi saya tidak akan berada di sini tanpa kantung itu.” Penyakit ini harus membuat Nichols berada di atas kursi roda. Dia juga harus menyaksikan rambutnya rontok.

“Efek samping dari TPN adalah rambut Anda bisa menjadi sangat tipis dan rontok.”


(win/mer)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER