Jakarta, CNN Indonesia -- Kanker payudara yang banyak menjangkiti perempuan ternyata disebabkan oleh beberapa hal. Selain gaya hidup tak sehat yang bisa memicu tumbuhnya sel kanker, penyakit kanker payudara juga bisa dipengaruhi oleh kondisi hormon seorang perempuan.
"Salah satu penyebab kanker payudara diduga adalah paparan hormon terhadap payudara," kata dokter spesialis bedah onkologi, Walta Gautama, ketika ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Pasalnya, produksi hormon esterogen yang tinggi bisa memicu kanker payudara.
Salah satu kondisi di mana produksi hotmon esterogen diproduksi secara besar-besaran adalah ketika menstruasi. "Setiap menstruasi esterogennya tinggi. Makanya setiap menstruasi payudara jadi kencang dan terasa berat," ujar Walta.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kelebihan hormon esterogen yang menjalar sampai payudaralah yang mengaktifkan kanker payudara. Hormon esterogen yang diproduksi tubuh akan menjalar sampai ke payudara dan mengisi pembuluh darah. Hal inilah yang membuat payudara membesar ketika menstruasi. "Itu sudah mekanisme Tuhan untuk menjaga saluran payudara."
Oleh sebab itu, kanker payudara banyak terjadi memasuki usia 40 sampai 50 tahun. "Diperkirakan setiap perempuan akan mendapat faktor risiko jika mengalami 35-40 tahun kelebihan esterogen dalam hidupnya," ungkap Walta.
"Kalau menstruasinya waktu muda, misalnya 10 tahun dan menopausenya lama saat 40 atau 50 tahun risiko kanker payudara lebih besar karena mengalami kelebihan esterogen selama 30 sampai 40 tahun," katanya menambahkan.
Faktor risiko kanker payudara bisa berkurang ketika perempuan hamil dan menyusui. Saat hamil, hormon esterogen fokus pada rahim sementara ketika menyusui, saluran di payudara sudah terisi hormon lainnya. Akibatnya paparan esterogen ke payudara akan terhambat.
"Saat hamil, payudaranya istirahat. Dipinjam esterogennya sama rahim. Ketika menyusui, hormon prolaktinnya yang banyak. Esterogen diusir dari payudara. Istirahat lagi."
Oleh sebab itu, faktor risiko akan bertambah manakala seorang perempuan tak kunjung mempunyai anak. Apalagi jika memakai KB hormon yang mencegah kehamilan. "Kalau tidak pernah punya anak, payudara tidak istirahat. Ditambah lagi KB hormon. Sudah dapat esterogen lebih dari tubuh, ditambah lagi dari luar," kata Walta.
Risiko terkena kanker payudara pun bisa dilakukan dengan membuat menopause sesaat. "Supaya enggak aktif hormonnya ditekan. Kalau bisa perempuan itu tidak menstruasi. Di blok dengan disuntik atau diangkat indung telurnya," kata Walta.
Ia pun bercerita pernah membuat pasiennya menopause selama tiga bulan untuk menindaklanjuti kanker payudaranya. "Pasien baru tiga bulan nikah ketahuan kanker saya enggak angkat karena kecil. Akhirnya dibuat menopause dengan suntik."
Faktor lainnya penyebab kanker payudara
Selain kondisi hormonal, beberapa kondisi di bawah ini juga bisa menyebabkan kanker payudara. "Makanan yang bikin hormon naik sebaiknya dikurangi," ujar Walta.
Perempuan harus gencar menghindari konsumsi makanan berlemak dan susu kedelai. "Fito esterogen yang ada di susu kedelai itu merupakan makanannya kanker payudara. Kalau bisa jangan."
Ia mengungkapkan fito esterogen yang terkandung dalam susu kedelai memang bagus untuk kulit dan kelembapan vagina. "Pabrik esterogan kan bukan cuma ovarium. Hati dan lainnya juga ada."
Tak sampai disitu, penyebab kanker payudara juga disinyalir terjadi karena kegemukan. "Dalam penelitian, yang berkaitan erat dengan kanker payudara adalah lemak," tandas Walta. Jaringan lemak akan memproduksi hormon esterogen lebih banyak sehingga memicu aktifnya kanker payudara.
Konsumsi alkohol berlebih pun juga bisa menjadi faktor pendukung kanker payudara. "Orang minum wine satu hari tiga sloki, risikonya lebih besar."
(mer/mer)