Beberapa Kondisi Kanker Payudara Tak Perlu Kemoterapi

Tri Wahyuni | CNN Indonesia
Kamis, 12 Mar 2015 19:30 WIB
Efek dari pengobatan kemoterapi yang dirasakan mulai dari asa mual sampai rambut yang rontok, mengakibatkan banyak orang ragu untuk menjalankannya.
Ilustrasi pengidap kanker. (KakigoriStudio/GettyImages)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pengobatan kanker biasanya identik dengan kemoterapi. Hal ini dilakukan untuk mencegah sel kanker semakin menyebar.

Efek dari pengobatan kemoterapi yang dirasakan mulai dari asa mual sampai rambut yang rontok, mengakibatkan banyak orang ragu untuk menjalankannya. Tapi, bagi penderita kanker payudara, ternyata kemoterapi tidak harus dijalankan.

"Tidak semua pasien harus mendapatkan kemoterapi. Ternyata efektif kemoterapi hanya 30 persen," kata dokter spesialis bedah onkologi, Walta Gautama ketika ditemui di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Bahkan beberapa pengidap kanker payudara pun tidak membutuhkan kemoterapi karena bisa jadi upaya itu malah memperburuk keadaannya atau hasilnya sama saja dengan tidak diberikan kemoterapi alias tidak mempan.

Lebih jauh lagi, Walta menjelaskan ada beberapa persyaratan tertentu yang mengharuskan penderita kanker payudara melakukan kemoterapi.

Syarat inilah yang nantinya menentukan efektivitas dari kemoterapi yang dijalani. "Menurut saya ada parameter pertimbangan kemoterapi diantaramya usia. Usia muda kemungkinan kemoterapinya besar," ujar Walta.

Parameter selanjutnya adalah ukuran tumor. "Yang dianjurkan wajib kemoterapi kalau sudah lebih dari lima centimeter,” katanya.

Derajat keganasan kanker payudara juga memengaruhi keputusan untuk menjalankan kemoterapi atau tidak. Adanya kebocoran tumor pun ternyata juga bisa memengaruhi. "Ada enggak kebocoran yang sudah masuk ke saluran pembuluh darah atau limpa," kata Walta mengungkapkan.

Walta menambahkan, kelenjar getah bening pun ternyata turut memengaruhi. "Kalau dulu ada satu saja wajib kemoterapi. Kalau sekarang empat atau lima (kelenjar getah bening)."

Selain hal-hal di atas, ada pula beberapa kondisi yang mengharuskan penderita kanker payudara menjalani kemoterapi. "Hormon progesteron dan esterogen reseptor juga harus dilihat. Kalau hormonnya negatif, maka wajib kemoterapi. Selain itu status Her2 dan KI67 sebagai biomarker. Kalau hasilnya tinggi, kemungkinan kemoterapi semakin tinggi," kata Walta menjelaskan.

(utw/utw)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER