Jakarta, CNN Indonesia -- Puding cokelat berkilau, disiram fla putih dan dihiasi sebuah stroberi, potongan jeruk, dan kiwi, rasanya masih muat diperut. Padahal sebelumnya sudah menyantap seporsi steak beserta pelengkapnya.
Kondisi ini pasti sering Anda alami, bukan? Merasa sudah kenyang tapi ketika makanan penutup dengan dekorasi yang begitu indah ada di depan mata, perut seolah masih menyisakan ruang. Seporsi makanan penutup pun ludes tak bersisa. Apa yang menyebabkan hal ini terjadi?
Para peneliti di McGill University di Montreal menemukan bahwa adanya ghrelin, atau ‘hormon lapar’ yang merangsang nafsu makan Anda ketika melihat makanan yang memiliki wujud sangat baik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ghrelin dihasilkan oleh lambung dan mengirimkan pesan ke reseptor di otak Anda untuk memberitahu otak untuk menerima isyarat visual makanan yang terlihat bagus itu. Otak Anda akan merespons dengan menembakkan kembali balasan ke perut, seolah sambil berkata, "Hei, sepertinya enak, mari kita memakannya!"
Bagi banyak orang, lapar atau tidak, pesan ini terlalu sulit untuk ditolak. Ghrelin mengincar sebuah tempat pada otak, yaitu reward center. Tempat ini juga yang dituju obat-obatan seperti nikotin, etanol, dan kokain. Ini merupakan sebuah fakta yang mungkin suatu hari nanti bisa membantu menjelaskan mengapa beberapa makanan memiliki potensi adiktif.
Semua orang memproduksi ghrelin, tapi orang bertubuh kurus akan menghasilkan lebih banyak. Pengidap anoreksia, kehilangan nafsu makan karena sakit fisik, atau yang sedang berpuasa, menurunkan berat badan dengan diet, memiliki tingkat ghrelin yang sangat tinggi pada aliran darah mereka.
Kondisi tersebut masuk akal karena tubuh Anda takut kelaparan dan dipersenjatai dengan alat-alat survival alami, yang menyebabkan Anda ingin makan. Sementara, orang-orang yang mengalami obesitas dan mereka yang memiliki lambung hasil operasi bypass ditemukan memiliki tingkat sirkulasi ghrelin yang lebih rendah.
Sebenarnya tugas ghrelin adalah bekerja dengan hormon lain untuk memperbaiki nafsu makan dan ketidakseimbangan energi serta membantu Anda menjaga berat badan yang konsisten.
Para peneliti percaya bahwa ghrelin juga menekan penggunaan lemak untuk menjadi energi pada tubuh Anda. Jika Anda memproduksi terlalu banyak atau terlalu sedikit ghrelin, bagaimanapun, fungsinya tidak dapat berjalan dengan benar.
Ketika ada kelebihan ghrelin, atau ketika sebuah kondisi memengaruhi tindakan hormonal yang normal (seperti kurang tidur), orang kurus atau gemuk akhirnya makan lebih banyak.
Jika produksi ghrelin berlebih juga membuat makanan tampak lebih diinginkan. Hal inilah yang dapat membantu menjelaskan mengapa selalu ada ruang untuk makanan pencuci mulut. Dan hal ini pula yang menyebabkan tubuh Anda selalu bekerja melawan ketika Anda mencoba untuk menurunkan berat badan.
Lebih jauh lagi, efek ghrelin ternyata tidak hanya bekerja ketika melihat makanan nyata. Seseorang yang hanya melihat gambar makanan pun akan tergoda menyantapnya.
(mer/mer)