Jakarta, CNN Indonesia -- Kepribadian menentukan bagaimana Anda berinteraksi dengan segala sesuatu di sekitar. Bahkan lebih jauh lagi, kepribadian dapat menentukan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Menurut sebuah studi terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal
Appetite, mereka yang cenderung lebih menggunakan hati nurani akan memiliki pilihan makanan yang berbeda. Mereka akan mengonsumsi makanan yang lebih sehat dibandingkan dengan orang yang terlalu gelisah.
Sifat kepribadian yang tidak mudah untuk berubah ternyata dapat menentukan perilaku kesehatan Anda dengan berbagai cara. Dari lima besar model kepribadian, yaitu bebas, terbuka, hati-hati, ramah, dan mudah gelisah, semuanya ternyata memiliki pengaruh pada cara mengonsumsi makanan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam
Journal of American College Health menemukan bahwa mahasiswa yang sangat teliti dan hati-hati cenderung untuk memakai sabuk pengaman, rajin olahraga, cukup tidur, dan mengonsumsi buah-buahan dan sayuran. Mereka juga cenderung tidak merokok, mengonsumsi alkohol atau pesta minuman.
Sebagai perbandingan, siswa yang sangat terbuka cenderung mengadopsi perilaku tidak sehat seperti merokok, pesta minum, dan memiliki banyak pasangan seks. Hal ini menunjukkan kesadaran dan keterbukaan berhubungan dengan perilaku kesehatan, terutama pada mahasiswa.
Peneliti Carmen Keller, penulis utama studi dan Michael Siegrist dari Swiss Federal Institute of Technology berusaha untuk menentukan apakah kepribadian yang berbeda secara langsung dapat memengaruhi kebiasaan makan. Mereka percaya karakteristik kepribadian tertentu dapat dilihat sebagai ‘faktor risiko’ penganut gaya hidup yang tidak sehat.
Mereka memberikan tiga kuesioner yang dikirim ke banyak alamat secara acak. Kuesioner itu masing-masing mencari tahu tentang kepribadian, kebiasaan makan, dan pilihan makanan. Menariknya, kuesioner itu ternyata diisi oleh sekitar seribu peserta dengan usia rata-rata 55 tahun.
Pertanyaan-pertanyaan pada kuesioner tentang kepribadian dirancang untuk mengukur lima besar dimensi dasar kepribadian. Mereka penasaran sampai sejauh mana sifat-sifat yang berbeda berkorelasi dengan kebiasaan makan tertentu.
Temuan mengungkapkan kepribadian seseorang ternyata menentukan alasan mengonsumsi makanan dan jenis makanan yang dikonsumsi. "Kami menemukan bahwa kepribadian seseorang menentukan mengapa ia makan dan apa yang dia makan," kata ketua peneliti, Carmen Keller.
Menurut Kellern, kepribadian yang kurang hati-hati atau kurang peka menyebabkan seseorang untuk makan secara impulsif dan kehilangan kontrol diri jika dihadapkan pada makanan yang menggoda. "Orang-orang yang mudah gelisah pun mungkin mengonsumsi terlalu banyak makanan berkalori tinggi untuk menangani emosi negatif mereka," kata Keller menambahkan.
Orang dengan kepribadian terbuka, yang biasanya memiliki konotasi positif dalam masyarakat, ternyata punya kebiasaan makan yang tidak sehat. Mereka memiliki kemungkinan lebih mungkin menganut kebiasaan makan yang tidak sehat karena faktor eksternal seperti bau atau rasa makanan.
Keller juga menunjukkan tingkat sosialisasi yang lebih tinggi dari orang yang terbuka membuat mereka mengonsumsi lebih banyak makanan bersama banyak orang yang ditemuinya. Dan kecenderungan untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat pun lebih tinggi.
Makan bersama pun telah diketahui bisa memengaruhi perilaku makan masing-masing. Sebuah studi yang diterbitkan dalam 2012 jurnal PLoS One menemukan bahwa makan bersama teman-teman dapat memengaruhi berat badan.
Orang cenderung tidak sadar meniru perilaku makan masing-masing. Mereka menggigit makanan selama waktu lima detik dari temannya. Gigitan itu didefinisikan sebagai non-mimikri. Hal ini menunjukkan seseorang cenderung meniru perilaku orang lain sebagai keinginan untuk terhubung secara sosial dengan teman-teman makannya.
Untungnya, dengan memperhatikan kekuatan dan kelemahan kepribadian, perilaku makan yang tidak sehat pun dapat dihindari. Untuk mengurangi berat badan tak perlu lagi dengan menghitung kalori karena semuanya lebih berkaitan dengan rasa diri. Mengadopsi kepribadian yang positif pun ternyata dapat memberikan hasil positif untuk menurunkan berat badan.
(mer/mer)