Jakarta, CNN Indonesia -- Tak hanya memengaruhi kondisi psikologis anak, dampak perkembangan teknologi yang membuat anak kecanduan menonton televisi dan bermain gadget juga berpengaruh pada kesehatan. Berbagai gangguan kesehatan pun bisa diderita oleh anak, mulai dari obesitas sampai kekurangan nutrisi.
Dikutip dari buku
Raising Children In Digital Era, konsumsi tayangan televisi dan gadget dapat membuat anak betah berlama-lama di depan layar. Akibatnya, anak pun enggan beranjak karena asyik terbuai dengan 'kesenangannya'.
Kebiasaan menonton televisi sambil mengemil makanan ringan juga semakin memperparah kondisi ini. Kombinasi antara enggan untuk bergerak dan makan, membuat anak rentan terkena obesitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Betahnya anak bermain gadget atau menonton televisi juga membuat mereka tidak melakukan aktivitas fisik yang berarti dan mengeluarkan keringat. Padahal berkeringat itu sangat penting.
Keringat merupakan hasil detoksifikasi racun-racun yang ada dalam tubuh. Dengan bermain dan olahraga, keringat keluar, dan anak pun akan mendapatkan rasa nyaman dan rileks. Hal ini disebabkan adanya pelepasan hormon oksitosin yang dihasilkan tubuh saat berktivitas. Hormon ini memberikan rasa nyaman dan bahagia pada anak.
Fokus anak dengan aktivitas menonton televisi maupun bermain gadget juga tak jarang menimbulkan kasus kekurangan nutrisi atau malnutrisi. Nafsu makan anak akan berkurang. Bahkan mereka jadi pemilih saat makan.
Konsentrasi berlebih pada gadget dan televisi pun membuat mereka menganggap aktivitas makan bukanlah hal yang menyenangkan, melainkan hanya rutinitas. Anak tidak lagi berminat mengeksplorasi jenis dan tekstur makanan, warna-warni sayuran, atau menstimulasi lidah dengan berbagai macam rasa.
Bagi Anda yang mempunyai anak dengan energi lebih, emosi atau suasana hati yang naik turun dengan cepat, dan hiperaktif, jangan memberikan gadget atau televisi sebagai suguhan pengisi waktu luang atau hiburan.
Ajaklah anak Anda untuk lebih banyak bergerak dan menghabiskan waktu dengan berbagai kegiatan. Semakin banyak anak beraktivitas secara fisik, semain banyak pula energi negatif, seperti temperamen dan agresi, tersalurkan.
(mer/mer)